JAKARTA, KOMPAS.com - Insiden kecelakaan yang melibatkan truk angkutan berat semakin marak terjadi. Sebagian besar penyebabnya adalah rem blong.
Kasus yang belum lama terjadi adalah kecelakaan maut di Simpang Muara Rapak, Balikpapan, yang menyebabkan banyak orang luka berat dan ringan, serta menimbulkan korban jiwa.
Ketua Umum Persatuan Bengkel Otomotif Indonesia (PBOIN) Hermas Efendi Prabowo, mengatakan, pihaknya mendorong pemerintah mengenai perlunya modifikasi sistem rem pada kendaraan angkutan berat model lama.
"Dari rem sistem angin dan hidrolis, menjadi sistem angin murni terutama khusus untuk sistem pengereman roda belakang," ujar Hermas, Senin (31/1/2022).
Hermas menambahkan, rem angin murni lebih aman, karena bila tekanan angin turun di bawah standar, sistem pengereman akan terkunci atau nge-lock. Aman untuk kendaraan berat saat menanjak atau saat turun, bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Banyak bengkel dan mekanik yang mampu melakukannya. Modifikasi tidak sulit, dan tidak butuh banyak biaya," kata Hermas.
Namun, perlu diketahui juga bahwa apapun jenis remnya, perawatan tetap yang utama. Sebab, banyak kasus rem blong pada truk yang diakibatkan kurangnya perawatan.
Kebiasaan sopir truk dalam mengangkut beban berlebih alias Over Dimension Over Loading (ODOL) juga berpotensi menyebabkan terjadinya kegagalan pengereman.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/01/31/144100915/siasati-rem-blong-asosiasi-bengkel-sebut-perlu-modifikasi-rem-truk