JAKARTA, KOMPAS.com - Ketika hendak membeli mobil baru dari diler biasanya sudah diisi bahan bakar minyak (BBM), namun untuk pengisiannya tidak sampai penuh. Ada yang diisi sekitar 20 liter sampai dengan 50 liter saja tergantung dari mobilnya.
Hal ini dilakukan agar pembeli tidak khawatir ketika jalan pulang akan kehabisan bahan bakar. Namun mengapa hanya setengah tangki yang diisi oleh diler cabang?
Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak Suparna mengatakan, alasan bahan bakar yang diisi tidak sampai penuh agar pembeli tidak perlu menunggu terlalu lama jika ingin mengisi mobil dengan bahan bakar dengan tingkat yang lebih rendah atau tinggi.
“Pada mobil itu, ada yang namanya learning. Jadi mobil mempelajari kebiasaan dari si pelanggan, mulai dari cara mengemudinya seperti apa, bahan bakar oktan berapa yang digunakan,” ucap Suparna kepada Kompas.com belum lama ini.
Suparna menambahkan, jika bahan bakar diisi penuh dari cabang, maka ada kemungkinan mobil terlalu lama menggunakan bahan bakar yang diberikan oleh diler.
Sehingga ketika diisi dengan oktan yang lebih tinggi atau rendah oleh pelanggan, proses learning jadi lebih lama untuk menyesuaikan dengan bahan bakar yang diisikan oleh konsumen.
“Jika bahan bakar yang diisi sejak awal di cabang dan oleh pelanggannya sama, maka proses learning bisa lebih cepat. Sistem mobil sudah menyesuaikan dengan kebiasaan pengemudi, misalnya senang injak gas dalam,” kata Suparna.
Untuk proses learning, Suparna mengatakan bahwa proses ini disesuaikan secara elektronis oleh komputer. Untuk jarak learning, mulai dari 0 km sampai 500 km selesai atau ada juga yang lebih lama sampai 1.000 km – 1.500 km karena sering ganti bahan bakar.
Isi dari tangkinya itu tergantung dari mobilnya, karena ada standarnya setiap model. Misalnya seperti Avanza diisi 20 liter, Fortuner 25 liter, Camry, Alphard dan Vellfire kira-kira 50 liter, ada minimal standarnya.
Ada pertimbangan dari pengisian bahan bakar pada mobil baru tersebut. Suparna mengatakan, pengisian bahan bakar tadi agar mobil bisa digunakan pemiliknya pulang ke rumah tanpa khawatir kehabisan bensin atau solar.
“Misalnya jarak diler ke rumahnya 30 km, tapi kan dia enggak langsung pulang, bisa jalan-jalan dulu, jadi anggap 50 km. Kemudian diperkirakan konsumsi bahan bakarnya 10 km per liter, jadi butuh 5 liter. Tapi kita isi 20 liter, sudah sangat cukup,” ucapnya.
Jangan sampai pada saat mobil dibawa pulang oleh konsumen malah kehabisan bahan bakar bahkan sampai harus ditowing. Jadi untuk berapa liter pengisian bahan bakar awal sudah ada standarnya dari diler.
“Intinya saat di cabang, diisinya segitu, mau dia ambil ke diler atau diantar ke rumahnya. Kita informasi ke pelanggan saja, kalau tadi sudah diisi berapa liter dengan bensin apa,” ucap Suparna.
Untuk bahan bakar yang diisi ke mobil Toyota bermesin bensin, mayoritas menggunakan Pertamax. Memang ada sebagian kecil yang memakai Pertalite, namun itu juga sudah sesuai dengan standar minimal oktan dari pabrikan.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/01/31/091200615/alasan-kenapa-mobil-baru-dari-diler-tidak-diisi-bbm-penuh