JAKARTA, KOMPAS.com – Kasus kecelakaan truk di Balikpapan secara tidak langsung memperlihatkan kompetensi sopirnya yang kurang. Jika sopirnya kompeten, mungkin saja kecelakaan truk bisa dikurangi di jalanan.
Sopir truk yang kompeten tahu bagaimana cara mengemudi yang benar, bahkan mulai dari mempersiapkan kendaraannya sebelum berjalan. Jadi ketika di jalan, risiko kecelakaan bisa diminimalisir.
Namun, pencarian sopir truk yang kompeten ternyata sulit. Para pengusaha truk pun banyak yang mengeluhkan sulitnya mendapatkan sopir yang kompeten serta aman ketika menyetir di jalanan.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DIY Bambang Widjanarko mengatakan, zaman sekarang, mencari orang yang mau menjadi sopir truk sangat sulit dan ada penyebabnya.
“Pekerjaan sopir truk bukan salah satu impian orang di Indonesia. Berbeda halnya dengan di Amerika atau Eropa, ada orang dari kecil bercita-cita jadi sopir truk. Di sana, sopir truk digambarkan sebagai sosok pahlawan, baik, melayani masyarakat, bersih dan santun,” ucapnya kepada Kompas.com belum lama ini.
Sedangkan di Indonesia, sopir truk kerap dikonotasikan sebagai orang yang tidak punya pilihan pekerjaan lain. Bahkan menurut Bambang, sopir truk di Indonesia kerap dianggap sebagai orang yang tidak berpendidikan.
Salah satu munculnya anggapan ini adalah kurangnya dukungan pemerintah dalam menyediakan lembaga pendidikan sopir. Oleh karena itu, banyak sopir truk yang berawal dari kernet, bukan dari lembaga pelatihan.
“Karena bukan menjadi pekerjaan impian, makanya yang jadi sopir itu orang-orang yang seadanya saja. Misalnya orang nganggur terus jadi kernet, nanti diajarin sama sopir buat maju-mundur, nanti di jalan disuruh gantiin sopir,” kata Bambang.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/01/22/132200615/sulit-cari-sopir-truk-yang-kompeten-saat-ini