JAKARTA, KOMPAS.com - Meski beragam langkah sudah dilakukan, namun sampai saat ini pemerintah juga masih menghadapi beberapa kendala serta tentangan terkait masalah transisi ke kendaraan listrik.
Menurut Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Jalan dan Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Eddy Gunawan, setidaknya ada tujuh tantangan yang dihadapi.
"Pertama itu kecukupan supply listrik, karena demografi kita ini sangat luas tentu memerlukan waktu dan proses pembangunan infrastruktur yang harus kita pastikan itu tercukupi," ucap Eddy dalam webinar Menyongsong Transformasi Pengembangan Transportasi Indonesia yang diadakan ITS Indonesia, Rabu (29/12/2021).
Tantangan kedua soal masalah charging station atau Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Eddy mengatakan, hal ini tak kalah jadi tantangan karena merupakan salah satu hal yang cukup vital.
Eddy menjelaskan, tanpa charging station yang memadai, akan sulit untuk mengimplementasikan kendaraan listrik secara menyeluruh. Bahkan hal tersebut membuat masyarakat yang sudah berminat kembali berfikir.
"Mungkin masyarakat kita berminat memiliki kendaraan listrik, tetapi ketersediaan charging station masih perlu dipastikan ketercukupannya," kata Eddy.
Selanjutnya mengenai teknologi baterai. Menurut Eddy, hal tesebut jadi tantangan karena untuk menghadirkan baterai dengan daya yang tinggi, punya kemampuan fast charging, dan tahan lama, akan sangat berpengaruh terhadap operasional kendaraan.
Berikutnya masalah regulasi teknis dan keuangan, karena saat ini harga kendaraan lisrik dapat mencapai dua kali lipat dari kendaraan konvensional.
Karena itu, insentif khusus perlu dikeluarkan dengan tujuan agar bisa membuat harganya lebih terjangkau.
"Ini masih menjadi salah satu pemikiran pemerintah untuk bagaimana memformulasikan kebijakan ke depan supaya pengguna kendaraan listrik semakin bermasyarakat," ucap Eddy.
Hal lain yang juga masih menjadi tantangan adalah soal limbah baterai, karena bisa menjadi salah satu isu lingkungan maka harus dipastikan bisa dikelola dengan baik.
Selanjutnya kandungan lokal, menurut Eddy saat ini baru hanya platform saja yang dikuasai, sementara komponen lain seperti motor, sistem kendali elektronik, baterai, dan pengisian harus di datangkan dari luar.
Terakhir masalah kelanjutan ekosistem kendaraan listrik yang harus dipertahankan layaknya ekosistem kendaraan konvensional. Karena dengan demikian, kendaraan listrik bisa digunakan secara keberlanjutan.
"Ini satu hal yang harus terus kita garap, karena sangat dipengaruhi kebijakan pemerintah dalam bentuk kebijakan dan langkah nyata meskipun berganti tampuk pimpinan. Insentif yang diberikan pemerintah pada program low cost green car (LCGC) diharapkan jangan sampai justru mematikan program kendaraan listrik nasional," kata Eddy.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/12/30/092200215/7-tantangan-transisi-kendaraan-listrik-di-indonesia