Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gaya Hedonisme Honda CBR250RR yang Kental Aura Superbike

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski digelar dengan beberapa keterbatasan imbas pandemi Covid-19, namun ajang pencarian karya terbaik Honda Modif Contest (HMC) 2021 sukses melahirkan tiga juara nasional baru.

Salah satunya adalah karya modifikasi garapan Jonny Fressaner asal Pontianak, Kalimantan Barat. Bertarung di kelas sport fairing, Honda CBR250RR Platinum Motor berhasil mencuri perhatian juri pada final battle HMC 2021 yang berlangsung di Surabaya.

Lantas apa istimewanya modifikasi CBR250RR garapan Jonny tersebut ?

Bila dibedah satu per satu, cukup banyak hal-hal menarik yang bisa disimak. Selain sajian tampilan visual yang bisa dibilang cukup good looking dengan sentuhan akhir yang rapih, ternyata ada banyak komponen langka yang diaplikasi.

Komponen ekstra yang disematkan juga bukan barang sembarang, selain langka, ketika mengaplikasikannya juga memiliki tingkat kesulitan tersendiri sehingga butuh effort yang cukup lumayan.

"Motor ini kepunyaan Ricky Halim, pemain motor besar juga dan kebetulan punya Kawasaki H2 full modifikasi. Sebagian barang aslinya diterapkan pada CBR250RR, jadi secara konsep mengarah ke superbike atau MotoGP dengan part premium," ucap Jonny kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Dari keseluruhan sektor, selain permainan grafis di seluruh bodi, hal yang paling menarik adalah pada bagian kaki-kaki belakang.

Guna mengentalkan aura sport ala superbike, Jonny mengganti lengan ayun bawaan pabrikan menggunakan swingarm tunggal bersama monoshock samping.

Perlu diketahui, perangkat yang digunakan ini bukan sembaran barang limbah, melainkan copotan dari Ducati Panigale 1199 yang secara harga sudah bisa dibayangkan sendiri berapa kisarannya.

Bagian pemasangannya diklaim menjadi yang tersulit, karena Jonny berupaya agar bagian rangka utama tak ada yang dikorbankan alias dipangkas.

"Lengan ayunnya saya pakai Ducati Panigale, barangnya langka dan sejauh ini baru ada satu di Indonesia yang jual. Boleh dibilang proses penerapan ini yang paling makan waktu, karena putar otak agar tak hanya bisa terpasang, tapi harus berfungsi normal," ujar Jonny.

"Akan sangat mustahil jika dipasang sesuai posisi asal karena Panigale tak memiliki deltabox, sehingga kalau diaplikasi tanpa memanjangkan arm, maka monoshock akan nyangkut," kata dia.

Alhasil, agar bisa teraplikasi akhirnya diputuskan mengakali dengan menambahkan pelat yang berguna sebagai sambungan. Dampaknya, meski secara panjang sedikit melar 10 cm ke belakang, namun semua "barang mewah" masih tetap bisa beroperasi dengan baik, termasuk untuk monoshock sampingnya.

Tak sampai disitu saja, agar lebih proper dengan konsep yang diusung, pelek Kawasaki H2 pun disematkan sehinga membuat kaki-kaki nampak terisi dan rigid ketika menyentuh aspal. Namun lagi-lagi, pemasangan juga tak semuda plug n play.

Agar bisa terinstal dengan baik, terutama bagian belakang, bagian as pro arm Ducati dipangkas yang kemudian dilanjutkan dengan membuat adaptor guna mengunci pelek belakang H2 yang secara desain punya lima lubang baut layaknya mobil.

"Sejauh ini dari sisi pemakaian tak ada kendala, karena motor juga digunakan harian sama pemilik. Semua berfungsi normal, shock juga masih bisa rebound. Dudukan ujung monoshock diubah menggunakan frame slider dan semua custom PnP," ujar Jonny.

Kentalnya aura sirkuit makin terasa ketika melihat knalpot dengan empat lubang yang semuanya berfungsi. Menurut Jonny, untuk sektor gas buang tersebut menggunakan copotan MV Agusta F4 yang didapat dari seorang teman.

Sementara untuk urusan bodi, diklaim semuanya masih standar bawaan CBR250RR dengan tambahan air intake pada perisai depan, winglet karbon, lapisan karbon kevlar di area dasbor, dan terakhir sentuhan airbrush bertema helm X-14 kepunyaan Dani Pedrosa, dan dipercantik aksen gold leave pada beberapa sektor.

https://otomotif.kompas.com/read/2021/12/29/133100715/gaya-hedonisme-honda-cbr250rr-yang-kental-aura-superbike

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke