JAKARTA, KOMPAS.com – Mengemudi di jalanan tentu akan bertemu dengan segala bentuk kendaraan, mulai dari yang kecil seperti motor atau besar dan panjang seperti truk dan bus.
Berbeda dengan kendaraan yang kecil, manuver truk dan bus butuh ruang yang lebih luas. Selain itu, kendaraan yang panjang kerap mengambil ruang yang lebar sebelum melakukan manuver.
Namun, manuver yang lebih lebar dibanding kendaraan kecil biasa dimanfaatkan mobil atau motor untuk ‘nyelip’. Padahal menyalip dari sisi dalam truk atau bus bisa merugikan pengendara tadi, seperti lecet atau kerusakan lebih parah.
“Ketika kendaraan besar berbelok ke kiri, maka dibutuhkan ruang yang lebar di sisi kirinya, begitu juga sebaliknya. Ketika berada di dekatnya, berpotensi adanya benturan akibat dari memaksakan diri,” ucap Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia kepada Kompas.com, belum lama ini.
Memang, ketika truk atau bus manuver kecepatannya rendah, tapi bukan berarti aman. Selain itu, sisi kanan dan kiri truk juga masuk dalam blind spot, jadi sulit terlihat oleh pengemudi.
“Selain itu tidak disarankan juga untuk menyalip dari sisi kiri. Lihat dahulu lampu sein truk tersebut nyalanya ke mana,” kata Sony.
Paling aman yaitu harus tunggu giliran untuk bergantian. Sony mengatakan, kebiasaan buru-buru ini memang sering dilakukan oleh orang Indonesia. Apalagi bagi pemotor, jika terserempet truk ada risiko terlindas ban belakang truk, berbahaya.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/12/23/110200515/jangan-pernah-salip-truk-atau-bus-dari-sisi-dalam-saat-manuver