Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Honda Menjelaskan Penyebab Tren Sedan Menurun di Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak beberapa tahun belakangan ini, sport utility vehicle (SUV) dan multi purpose vehicle (MPV) mendominasi pasar otomotif di Indonesia. Beberapa tahun sebelumnya, mobil jenis sedan sempat menjadi primadona.

Tak sedikit orang yang memilih untuk membeli mobil jenis SUV dan MPV, khususnya yang memiliki kapasitas tujuh penumpang.

Yusak Billy, Business Innovation and Marketing & Sales Director PT Honda Prospect Motor (HPM), mengatakan, budaya Indonesia ini masih komunal, pergi bersama itu penting.

"Jadi, tujuh orang penumpang itu sekarang nomor dua. Nomor satu tetap LCGC, market share bisa 17 persen secara nasional," ujar Billy, kepada wartawan, di BSD, Rabu (8/12/2021).

Billy menambahkan, penjualan Honda terbesar ada di segmen LCGC, yakni Brio. Sebelumnya, kontribusi penjualan lebih banyak dari sedan.

"Kita juga pantau first time buyer itu banyak sekali. Sampai sekarang, kontribusi penjualan Brio itu 50 persen dari total penjualan kami," kata Billy.

Menurutnya, orang yang sudah punya mobil dengan harga terjangkau dan ramah lingkungan ini berkembang terus. Para konsumen tersebut ingin membawa orang banyak, tujuh penumpang. Maka itu, Honda menyiapkan LMPV di Mobilio.

"Kemudian infrastruktur, melihat kondisi masih banjir, kita siapkan BR-V yang lebih tinggi (ground clearance)," ujar Billy.

Billy menambahkan, tren mobil saat ini adalah yang dapat memuat banyak penumpang dan memiliki ground clearance tinggi.

Dengan kedua alasan tersebut, dominasi sedan di pasaran pun akhirnya tergerus. Billy mengatakan, penjualan sedan di Honda saat ini bahkan tidak mencapai satu persen.

Menurut data wholesales Gaikindo, penjualan sedan secara nasional, periode Januari-September 2021, tercatat ada 2.582 unit. Sementara total pasar nasional mencapai 627.537 unit. Artinya, penjualan sedan secara nasional hanya sekitar 0,4 persen.

https://otomotif.kompas.com/read/2021/12/10/104200815/honda-menjelaskan-penyebab-tren-sedan-menurun-di-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke