JAKARTA, KOMPAS.com – Honda Motor masih berjuang mengatasi krisis cip global, yang ternyata bakal lebih lama dari perkiraan. Kondisi ini berdampak pada macetnya produksi mobil, sehingga membuat merek asal Jepang ini tidak bisa menebus hilangnya pasokan sampai akhir tahun fiskal Maret 2022.
Dilansir dari Nikkei (9/11/2021), Honda memperkirakan laba bersih tahunan bakal terpangkas 555 miliar yen atau setara Rp 70 triliun karena kelangkaan cip.
"Terakhir kali (pada bulan Agustus), kami berasumsi bahwa sebagian produksi akan pulih pada paruh kedua tahun fiskal ini," Seiji Kuraishi, Honda Executive Vice President, dikutip dari Nikkei.
"Tapi kali ini, pasokan suku cadang menjadi lebih parah karena penguncian yang berkepanjangan di Asia. (Pasokan) diperkirakan akan pulih dari awal tahun, tetapi pemulihan produksi akan sulit selama tahun fiskal ini,” kata dia.
Selain krisis cip global, pembatasan karena Covid-19 telah menghambat produksi suku cadang di Asia Tenggara dan terus membebani produsen mobil.
Honda memprediksi akan menjual 4,2 juta mobil tahun fiskal ini, atau turun 13 persen dari perkiraan sebelumnya. Tercatat, ini adalah revisi penurunan kedua pada tahun fiskal ini, yang awalnya mencapai 5 juta mobil.
Sebelumnya, pada periode Juli-September 2021, Honda secara tajam mengurangi produksi bulanan, termasuk pemotongan 30 persen year to year pada September.
Hal ini mengakibatkan penjualan mobil tahun ini lebih rendah dari tahun lalu, di semua pasar utama perusahaan, termasuk Jepang, Amerika Serikat dan China.
Perlambatan produksi terus menyeret perusahaan, Honda bahkan telah mengumumkan penurunan produksi pabrik di Jepang sebesar 30 persen pada Oktober, dan 10 persen pada November 2021.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/11/10/094200115/produksi-mobil-honda-masih-terganggu-krisis-cip-semikonduktor