Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Video Kaca Depan Truk Pecah Akibat Aksi Pelemparan Batu di Jalan Tol

Dalam video yang diunggah oleh akun instagram @merekamjakarta, terlihat kaca depan truk yang pecah akibat dilempar batu oleh okum tak bertanggung jawab. Peristiwa itu direkam oleh seorang penumpang di dalam truk tersebut.

“Ancur kacanya, ada yang ngelempar ini di tol. Aduh, gimana ini. Di Tol Kebon Jeruk ada yang ngelempar,” ucap perekam video tersebut.

Menanggapi aksi tak bertanggung jawab dan bermoral itu, Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, selain wajib memiliki tingkat waspada saat berkendara, ada teknik lain untuk menghindari terkena lemparan batu yang dilakukan oleh oknum tak bertanggung jawab. Salah satunya adalah dengan mengasah panca indra penglihatan.

Tak hanya memastikan visibilitas yang mumpuni, namun juga diharapkan dengan kemampuan mata memandang bisa menganalisa adanya risiko-risiko yang mungkin terjadi sebagai langkah antisipasi, terutama saat berkendara dalam kondisi yang masih terang, seperti pagi dan siang hari.

Menurut Jusri, ada dua zona kemampuan mata dalam melihat sesuatu dalam konteks safety driving dengan asumsi mata yang masih normal.

“Pertama disebut sebagai zona melihat dan yang kedua adalah zona analisa. Kedua hal ini memiliki peran penting sebagai langkah mewaspadai akan adanya risiko yang bisa saja terjadi atau menimpa,” ucap Jusri kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Asumsi dalam kondisi tersebut, mobil dikendarai oleh pengemudi di jalan tol dengan kecepatan 100 kpj. Maka dengan demikian, waktu akan sama dengan jarak 840 meter hingga 2,8 km ke depan atau menuju objek yang dilihat secara samar-samar tadi.

Sedangkan untuk zona analisa atau planning zone, berada di jarak antara 12-15 detik ke depan. Pada zona ini mata tak lagi hanya bisa melihat jelas, namun otak sudah mulai mengenali secara jelas atas objek-objek yang sebelumnya samar.

Pada fase ini, analisa pengemudi akan mulai bekerja, bahkan merencanakan keputusan yang dilakukan. Dalam konteks setiap pengendara mengenal adanya ancaman atau bahaya, maka keputusan perlambat atau berpindah lajur akan muncul.

“Kondisi tersebut asumsinya terjadi pada kendaraan yang berjalan 100 kpj, maka range waktu ini bila dikalkulasikan sama dengan jarak 336 meter hingga 420 meter ke depan atau menuju objek,” kata jusri.

Jusri menyarankan, apabila pengendara sudah mulai mengenal adanya ancaman atau bahaya, sebaiknya langsung mengambil langkah sigap. Mulai dengan memastikan kondisi sekitar dari kaca spion, kurangi laju kendaraan, pindah ke jalur lambat, hingga menurunkan sun protector bila digunakan saat berkendara siang hari.

https://otomotif.kompas.com/read/2021/10/24/104100015/video-kaca-depan-truk-pecah-akibat-aksi-pelemparan-batu-di-jalan-tol

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke