JAKARTA, KOMPAS.com - Sopir truk yang nekat melakukan aksi oleng di jalanan umum masih kerap terjadi. Sejumlah tindakan penilangan pada beberapa kasus truk oleng seolah tidak berefek apapun.
Banyak pula yang merekam aksi truk oleng dan diunggah di media sosial, berharap aksinya bisa viral dan terkenal. Dengan kata lain, sopir semacam ini haus akan atensi dan pengakuan.
Padahal ketika melakukan aksi oleng, truk akan lebih berisiko jatuh terguling. Jika truk tidak terguling pun, beberapa komponen berpotensi mengalami kerusakan, terutama pada rangkaian kaki-kakinya.
Prasetyo Adi, Deputi GM Product Division PT Hino Motors Sales Indonesia, membenarkan bahwa kaki-kaki truk bisa rusak akibat aksi oleng. Hal ini disebabkan beban kendaraan yang terus bergeser ke kanan dan ke kiri.
“Titik berat kendaraan yang terus bergeser otomatis beban yang diterima kaki-kaki bertambah atau berkurang. Jadi lama-lama pasti akan berpengaruh pada komponennya,” ujar Adi kepada Kompas.com belum lama ini.
Ia menjelaskan, komponen yang berisiko rusak antara lain adalah shock absorber, sasis, hingga bearing atau laher. Karena aksi truk oleng menyebabkan persebaran beban tidak seimbang, berbagai komponen pada kaki-kaki pun tidak menerima beban secara merata.
“Biasanya memang begitu, efek ini memang tidak terasa secara langsung, namun bertahap,” kata Adi menambahkan.
Tentu saja tindakan sopir truk yang kerap melakukan aksi oleng membuat perusahaan rugi. Sebab aksi tersebut berlawanan dengan prinsip efisiensi biaya operasional.
Mengingat truk merupakan kendaraan niaga yang difungsikan sebagai aset bisnis. Jika kerusakan terjadi lebih cepat, truk jadi tidak bisa optimal bekerja dan harus lebih sering diservis.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/10/23/160200915/dampak-buruk-aksi-truk-oleng-bisa-bikin-kaki-kaki-cepat-rusak