JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak dikabarkan bakal masuk Indonesia, peminat Toyota GR Yaris langsung membeludak. Puncaknya, sekitar 500 orang yang antre meminang hatchback berdarah reli tersebut.
Namun sayang, karena keterbatasan kuota unit, hanya 125 konsumen di Tanah Air yang berhasil membawa pulang GR Yaris ke garasinya.
Artinya, populasi GR Yaris di Indonesia hanya sebanyak 125 unit. Hal tersebut cukup wajar, mengingat mobil yang lahir dari ajang World Rally Championshop (WRC) tersebut, dibuat hanya 25.000 unit di dunia.
Nah, beruntung PT Toyota Astra Motor (TAM) mengadakan sesi media test drive. Meski sangat-sangat terbatas, baik dari waktu dan tempat, tapi paling tidak bisa mengobati rasa penasaran soal sajian performa tenaga buasnya.
Seperti diketahui, mobil racikan Toyota Gazoo Racing (TGR) ini sangat berbeda dengan Yaris konvensional yang dipasarkan tanpa ada batasan kuota. Mulai dari performa sampai visual, tapi sebelum membahas tampilan, kami ceritakan dulu pengalaman mengendarainya.
Liar, itu salah satu kata yang kerap keluar ketika melihat aksi para pebalap Toyota Team Indonesia (TTI) mengeber hothatch dua pintu di Edutown BSD, Tangerang.
Paling menarik ketika GR Yaris diajak melakukan manuver tajam di tikungan hairpin yang langsung disambung powerslide sampai aksi drifting.
Dengan rancang bangun dimensi yang compact ditambah mesin yang sangat bertenaga, GR Yaris mampu memberikan impresi menawan saat diajak menari melewati beberapa cone serta menikung tajam. Bahkan bisa melesat dengan cepat dari putaran bawah.
Jangan anggap remeh urusan dapur pacu, meski mungil tapi "cabe rawit" alias buas. Mesin turbo tiga silinder 1.600 cc yang tersemat di balik kap mesin mampu memproduksi tenaga hingga 261 Ps atau 257,4 tk pada 6.500 rpm dan torsi berlimpah, yakni 360 Nm di 3.000-4.600 rpm.
Olahan tenaga tersebut disalurkan ke penggerak 4WD GR-Four melalui Intelligent Manual Transmission enam percepatan yang jadi standar spesifikasi dari GR Yaris. Jadi jangan berharap bila ada pilihan transmisi otomatis atau CVT.
Ketika mendapat kesempatan mengendarai hatchback yang dibanderol Rp 850 juta on the road ini, menjadi momen yang cukup berkesan. Tapi sebelum berakselerasi, putaran pertama digunakan untuk sekadar beradaptasi serta menghafal arah lintasan.
Selanjutnya, redaksi diberi kebebasan menekan gas lebih dalam setelah melepas pedal kopling yang cukup bersahabat digunakan untuk harian.
Sensasi torsi instan langsung terasa, apalagi memilih mode berkendara sport. Namun masih dalam kondisi terkontrol, sehingga ketika melahap tikungan dengan jarak tak lebih dari 100 meter, kemudi tetap bisa dijaga.
Melakukan beberapa manuver tajam juga tak sulit dilakukan GR Yaris, bahkan tanpa harus repot mengangkat pedal handbrake, buritan belakang seakan siap menyeleraskan ke mana arah kemudi diputar.
Tak ada gejala under atau oversteer ketika melakukan manuver, kaki-kaki terasa rigid mencengkram aspal sehingga membuat tiap gerakan terasa stabil. Demikian juga dengan handling-nya. Hal ini tentu juga tak lepas dari peran platform Toyota New Global Architecture (TNGA).
Secara keseluruhan, meski masih penasaran dengan tenaga di putaran atas, dan jujur kata kurang puas hanya menjajalnya dalam hitungan menit, tapi kencan singkat GR Yaris yang dibuat Toyota memberikan sebuah pengalaman menarik.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/10/23/100200215/sensasi-bermanuver-tajam-dengan-toyota-gr-yaris