JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam menunjang kenyamanan mengemudi, terdapat satu komponen pada ruang mesin yang memiliki peran penting, yakni engine mounting.
Engine mounting berguna sebagai dudukan mesin pada bodi atau sasis, sehingga posisi mesin tetap terjaga. Selain itu, komponen ini juga meredam getaran yang dihasilkan mesin agar tidak terasa sampai ke kabin.
Sama seperti komponen lainnya pada sebuah mobil, engine mounting juga memiliki usia pakai dan wajib diganti dengan yang baru jika sudah melebihi masanya.
Memang betul bahwa engine mounting masuk dalam kategori slow moving parts yang berarti memiliki usia pakai lama, tapi jangan sampai lupa dengan interval penggantiannya.
Terdapat sejumlah risiko dan dampak negatif jika telat mengganti engine mounting. Hal tersebut dijelaskan oleh Executive Coordinator Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Bambang Supriyadi kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
"Ada getaran berlebih di mesin atau bunyi yang tidak normal. Pada kasus yang ekstrem, saat tidak mengganti engine mounting menyebabkan mesin akan jatuh dari dudukannya," ujar Supriyadi.
Yang dimaksud mesin terjatuh pada hal ini bukanlah jatuh ke jalan, namun jatuh dari posisinya. Saat mesin terjatuh, kerusakan pada pipa dapat terjadi seperti patah karena tertarik atau tergencet.
Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi pada kesempatan yang berbeda menjelaskan bahwa usia pakai engine mounting umumnya mencapai 100.000 kilometer. Jika sudah mencapai interval tersebut, maka sebaiknya diganti dengan yang baru.
“Kalau sudah aus engine mounting-nya, timbul getaran yang besar di dalam kabin. Getaran ini membuat tidak nyaman bagi pengemudi dan penumpang,” kata Didi.
“Engine mounting itu biasanya ada tiga atau empat untuk penggerak roda depan, sedangkan kalau penggerak belakang ada dua. Penggerak depan lebih banyak karena termasuk transaxle,” kata Didi lebih lanjut.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/10/03/104100415/ingat-kapan-waktunya-ganti-engine-mounting-sebelum-aus