JAKARTA, KOMPAS.com – Pembangunan pabrik baterai mobil listrik di Indonesia tampaknya bukan sekadar wacana. Fasilitas tersebut kabarnya akan mulai dibangun pertengahan tahun ini dan akan mulai berproduksi pada 2023.
Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, mengatakan, industri baterai mobil listrik di Indonesia akan dibangun dari hulu ke hilir.
“Jadi dari mulai dari mining-nya, kemudian smelter, precursor, sampai dengan battery cell, kemudian recycle-nya. Jadi daur ulangnya pun di Indonesia,” ujar Bahlil, dalam webinar Prospek dan Tantangan Industri Baterai Nasional yang disiarkan Youtube UI Teve (24/6/2021).
Menurutnya, hal ini terjadi berkat perjanjian kerja sama yang diawali dengan MoU dengan grup perusahaan Korea LG. Di mana LG adalah konsorsium dengan beberapa perusahaan, termasuk Hyundai.
“Itu melakukan tanda tangan dengan pemerintah Indonesia, dengan investasi sebesar 9,8 miliar dollar AS atau setara Rp 142 triliun, investasi terbesar di Indonesia pasca reformasi,” ucap Bahlil.
“Dan CATL pun telah menandatangani Mou dengan Antam itu sebesar 5,2 miliar dollar AS, bahkan ada prospek untuk menambah lagi, tergantung volumenya,” kata dia.
Bahlil berujar jika peletakan batu pertama pabrik baterai mobil listrik akan dilakukan sekitar akhir Juli atau Agustus 2021.
“Jadi kita hajar dari hilirnya baru hulu. Bukan hulunya dulu baru hilir. Kenapa ini dilakukan? Kita mencegah agar bahan baku kita seminimal mungkin tidak diekspor menjadi setengah jadi,” kata Bahlil
“Dan Insya Allah ini berproses dan berproduksi di tahun 2023 akhir untuk tahap pertama 10 gigawatt per hour (GWh),” tuturnya.
Sementara itu, Toto Nugroho, Direktur Utama PT Industri Baterai Indonesia, mengatakan, bukan cuma pabrik, tapi industri pengolahan baterai juga memiliki sifat yang penting dalam rantai produksi mobil listrik.
"Karena recycling memungkinkan kita untuk mendapatkan sustain ability dari industri baterai," ucap Toto, pada kesempatan yang sama.
"Kalau sebelumnya baterai itu kita pakai dan kita buang, tapi dengan adanya recycling ini, baterai-baterai itu bisa kita daur ulang, kita ambil lagi mineralnya, dan masuk lagi ke proses pembuatan baterai," kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/06/25/072200415/pabrik-baterai-mobil-listrik-sampai-daur-ulang-mulai-aktif-2023