JAKARTA, KOMPAS.com – Mengemudi di jalanan Indonesia bisa dibilang sangat menantang. Misalnya ketika di jalan tol, sering terlihat pengemudi lain yang mengebut melebihi batas maksimal kecepatan.
Tidak hanya di jalan tol, di jalan raya juga masih sering ditemui pengendara motor yang memacu kecepatannya.
Padahal, ketika mengalami kecelakaan di kecepatan tinggi, tentu risiko cedera bisa lebih parah, bahkan sampai kehilangan nyawa.
Tapi, mengapa masih banyak pengguna jalan yang mengebut di jalanan?
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, pengemudi yang berani memacu kendaraan di jalan umum dengan kecepatan tinggi tidak pernah berhitung akan risiko yang bisa terjadi.
“Semakin kencang kendaraan, maka semakin susah dikendalikan. Kemudian risiko selip akibat terpaan angin juga besar. Belum lagi ketika kecelakaan, efeknya semakin fatal,” kata Sony kepada Kompas.com, Kamis (24/6/2021).
Pengemudi yang mengebut tadi hanya mengandalkan kemampuan hard skill-nya saja, tanpa memperhitungkan kemampuan dalam mengantisipasi pada saat genting. Apalagi yang jam terbangnya sedikit, mereka mengebut hanya meniru adegan-adegan di film.
“Faktor perilaku dan pemahaman risiko kecelakaan yang rendah membuat mereka harus menerima pelajaran pahit dahulu untuk berubah yaitu kecelakaan, padahal banyak ruginya,” ucap Sony.
Kadang pengemudi di Indonesia masih berpikir ‘gimana nanti’, artinya tidak memkirkan bahaya yang akan dialami jika mengebut di jalan umum. Seharusnya, mulai berfikir ‘nanti gimana’ agar bisa mengetahui apa saja risiko dari mengebut sebelum melakukannya.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/06/24/193100015/masih-banyak-pengendara-yang-ngebut-tanpa-tahu-risikonya