JAKARTA, KOMPAS.com – Setelah pandemi Covid-19 yang menghajar sejak tahun lalu, industri otomotif kini tengah dibayangi oleh krisis cip semikonduktor.
Tak hanya mengganggu rantai pasok global, krisis cip lambat laun mulai dirasakan sektor otomotif di Indonesia, terutama yang punya pabrik perakitan.
Salah satu gejala konkret yang terjadi, adalah mulai muncul jurang pemisah waktu antara pemesanan dan pengiriman beberapa merek kendaraan.
Bahkan jika melihat angka wholesales Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), terjadi penurunan produksi secara bulanan di tengah relaksasi PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) yang diberikan pemerintah.
Tercatat pada April lalu telah menurun ke level 90.618 unit, dari sebelumnya 102.737 unit pada Maret 2021.
Meski begitu, penurunan realisasi produksi mobil nasional belum diketahui secara pasti, apakah ada hubungannya dengan krisip cip semikonduktor global atau tidak.
Jongkie Sugiarto, Ketua I Gaikindo, mengatakan, pihaknya belum mendapatkan laporan resmi dari para Agen Pemegang Merek (APM) terkait hal ini.
“Hanya mendengar bahwa ada kendala suplai bahan baku di beberapa APM. Mungkin bisa kontak langsung dengan para APM,” ucap Jongkie, kepada Kompas.com (20/5/2021).
Penurunan jumlah produksi tercermin dari capaian beberapa merek besar pada April 2021. Toyota misalnya, menurun dari 38.643 unit pada Maret 2021, menjadi 35.573 pada April lalu.
Kemudian Honda juga turun dari semula 10.539 unit pada Maret lalu, menjadi 7.935 pada April 2021.
Bob Azam, Direktur Corporate Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), mengatakan, krisis cip global memang telah berdampak pada kinerja otomotif.
“Betul suplai memang terganggu. Untuk menambah kapasitas enggak mudah,” ujar Bob, kepada Kompas.com (20/5/2021).
Bob juga mengatakan, berkurangnya pasokan semikonduktor terjadi karena rantai pasok global yang terganggu. Di mana tidak terjadi keseimbangan antara supply dan demand.
Sementara itu, Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy, mengaku belum menemui kendala terkait pasokan cip atau semikonduktor.
“Kami sedang memonitor terus perkembangannya. Kondisi sekarang masih aman dan belum terkendala,” kata Billy, kepada Kompas.com (20/5/2021).
https://otomotif.kompas.com/read/2021/05/21/070200915/pengaruh-krisis-cip-semikonduktor-global-bagi-otomotif-di-indonesia