Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tips Pasang Spacer atau Adaptor yang Aman di Pelek Mobil

JAKARTA, KOMPAS.com - Modifikasi mobil yang paling mudah dilakukan, yaitu mengubah bagian kaki-kaki. Selain mengganti pelek, membuat roda terlihat lebih 'keluar' jadi gaya modifikasi tersendiri.

Dengan memasang spacer atau pengganjal yang diletakkan di antara tromol dengan pelek, tampilan roda akan terlihat lebih 'keluar' dari bodi mobil.

Selain itu, pemasangan spacer juga bertujuan agar roda tidak mentok dengan bodi mobil sewaktu berbelok.

Namun apakah aman memasang spacer guna mengubah penampilan pada kaki-kaki mobil?

Dilansir dari unggahan pada grup Facebook Motuba, ada seorang anggota grup yang menjelaskan bahwa spacer dapat retak bahkan pecah sehingga roda menjadi longgar dan beresiko terlepas.

Bambang Widjanarko selaku Tire & Rim Consultant menjelaskan bahwa sebenarnya sah-sah saja memasang spacer pada roda.

Namun dengan catatan bahwa spacer yang digunakan berkualitas produksi pabrik ternama, bukan barang replika hasil cetakan logam produksi rumahan.

"Spacer yang baik tidak akan pernah pecah jika dibuat dengan bahan yang sesuai. Sehingga terjadi penggumpalan logam dan hasil cetakan akan keropos. Teknik pencetakan juga sangat berpengaruh. Logam harus benar-benar melting, cair saat akan dicetak," kata Bambang Widjanarko saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (23/3/2021).

Bambang juga menuturkan bahwa campuran logam yang terlalu banyak mengandung besi akan membuat hasil cetakan lebih mudah retak.

Selain itu, pemasangan spacer yang tidak kencang juga bisa mengakibatkan spacer lebih berisiko retak. Hal itu dapat terjadi jika tromol atau drat baut pelek kotor akibat debu, lumpur, atau tanah yang berkerak.

Ketika mobil berjalan, kotoran tersebut akan rontok karena getaran. Ini yang menyebabkan posisi baut yang sebelumnya kencang jadi longgar. Saat kondisi longgar, komponen lain akan mudah retak.

"Jika spacer retak atau pecah, belum sampai pada tingkatan resiko yang bisa mengakibatkan kecelakaan karena spacer hanya bersifat pengganjal antara tromol dengan pelek. Berbeda dengan adaptor. Hal ini karena adaptor menjadi tempat 'pegangan' pelek. Adaptor pecah bisa menyebabkan roda lepas" kata Bambang lebih lanjut.

"Tapi ketika ada yang bilang kalau sebisa mungkin jangan pakai spacer, saya setuju. Karena tromol dan pelek standar sudah didesain dengan batas toleransi minimum. Pemasangan spacer akan menambah toleransi tersebut. Padahal dalam bidang fisika, yang namanya toleransi harus ditekan seminimal mungkin," ujar Bambang.

Ketika memang ingin memasang spacer, ada beberapa catatan yang wajib diperhatikan seperti memilih spacer yang memang sudah jelas merk dan kualitasnya. Selain itu pahami batas ketebalan spacer agar baut dan mur yang digunakan masih memadai puntirnya.

Tidak disarankan untuk menggunakan spacer ketika mobil digunakan untuk jarak jauh antar kota. Pada dasarnya pemasangan spacer lebih ditujukan pada sisi gaya, bukan utilitasnya.

https://otomotif.kompas.com/read/2021/03/24/101200315/tips-pasang-spacer-atau-adaptor-yang-aman-di-pelek-mobil

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke