JAKARTA, KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 di Indonesia sudah melanda lebih dari satu tahun. Banyak sektor yang terkena imbas dari pandemi ini. Salah satu sektor yang terdampak cukup parah adalah transportasi darat, terutama bus.
Jumlah penumpang bus terus berkurang, mulai dari adanya pembatasan penumpang sampai sempat dilarang beroperasi. Efeknya, pendapatan PO bus pun berkurang dan membatalkan pengadaan unit baru.
Sebenarnya pada awal tahun 2020, beberapa PO bus sudah membuat unit baru di karoseri. Unit baru ini tentunya untuk meramaikan mudik Idul Fitri, namun ketika pandemi melanda, bus-bus baru yang ada di karoseri pun batal diambil.
Export Manager karoseri Laksana Werry Yulianto mengatakan, sampai saat ini, masih ada bus baru yang sudah selesai dibuat namun belum diambil oleh pemiliknya.
“Karena PO bus di Indonesia banyak yang buat bus di Laksana, masih lumayan banyak bus baru di karoseri yang belum diambil sampai saat ini,” ucap Werry kepada Kompas.com, Rabu (10/3/2021).
Bahkan, beberapa PO bus memilih untuk menjual unitnya yang baru selesai dibuat di karoseri. Misalnya seperti PO MIT di serang yang menjual belasan unit busnya ke berbagai PO bus, seperti Adhi Putra, Bagong, MPM, bahkan Haryanto.
“Dijualnya bus baru ini melalui pembicaraan antara PO, karoseri dan ATPM. ATPM dilibatkan karena ada juga yang belum melunasi sasisnya,” kata Werry.
Soal harganya, Werry mengatakan tentu akan jatuh karena hitungannya bus bekas. Salah satu penjual bus bekas, Handoko mengatakan, bus baru PO MIT dari karoseri dijual sekitar Rp 1,1 miliar sampai Rp 1,2 miliar.
Padahal untuk sasis busnya sendiri, bus besar mesin belakang, dijual sekitar Rp 700 jutaan. Kemudian untuk biaya pembuatan bodinya saja di karoseri sekitar Rp 400 juta sampai Rp 500 juta, belum termasuk AC dan kursi.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/03/10/180100815/dampak-pandemi-banyak-bus-baru-yang-tak-ditebus-dari-karoseri