JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Perdagangan RI tengah melakukan pendekatan ke sejumlah negara potensial untuk ekspor otomotif. Australia jadi salah satu negara tujuan ekspor karena sejumlah merek telah menghentikan produksi mereka dan hanya menjual kendaraan impor di sana.
Kondisi ini jadi peluang bagi pabrikan otomotif yang memproduksi mobil di Tanah Air untuk mengirimkan kendaraan ke Australia.
Selain ke Negeri Kanguru, Kementerian Perdagangan juga melakukan pendekatan untuk melakukan ekspor otomotif ke sebagian wilayah Eropa hingga Afrika.
“Kita baru ratifikasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA)," ujar Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, dalam konferensi virtual pada YouTube Kementerian Perdagangan yang dilansir pada Minggu (31/1/2021).
“IA-CEPA bisa dimanfaatkan untuk menggenjot orang Australia agar menggunakan Toyota Innova dan Mitsubishi Xpander buatan kita,” ucap Lutfi.
Namun, Lutfi mengatakan bahwa rencana tersebut belum bisa dilakukan dalam waktu dekat lantaran perbedaan standar emisi antara Indonesia dan Australia.
“Kita belum siap karena ada beberapa hal yang penting. Salah satunya karena mobil yang diekspor merupakan standar kita, dan tingkat environmental tidak sama dengan Australia,” katanya.
“Mungkin setelah kita perbaiki sistem dari bahan bakar mobil ke Australia, yaitu dari Euro 2 jadi Euro 4,” ucap Lutfi.
Untuk diketahui, perjanjian kerja sama ekonomi IA-CEPA sudah ditandatangani sejak 2019. Lewat kebijakan ini, Indonesia bisa memperbesar peluang ekspor otomotif ke Australia.
Selain itu, Indonesia juga telah melakukan perjanjian dagang European Free Trade Association (EFTA) yang bakal menyasar sebagian negara Eropa, seperti Islandia, Liechtenstein, Norwegia, dan Swiss.
Kemudian ada juga perjanjian kerja sama dagang yang tengah didorong ke Turki, Bangladesh, Tunisia, Iran, dan Maroko.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/02/01/072200315/innova-dan-xpander-bisa-ekspor-ke-australia-tetapi-harus-euro4