JAKARTA, KOMPAS.com - Nissan Magnite merupakan salah satu kendaraan bermotor terbaru yang menarik untuk dikulik dan dibedah. Sebab, mobil membawa beragam hal berbeda dari para pesaingnya.
Beberapa di antaranya ialah terkait dimensi sebagai sport utility vehicle (SUV) kompak dan kapasitas mesin kecil 3 silinder 1.000 cc yang telah dilengkapi turbo dengan tenaga puncak 98,6 hp serta torsi 160 Nm.
Hal tersebut membuat mobil diklaim lebih nyaman dikendarai di wilayah perkotaan atau padat kendaraan dengan konsumsi bahan bakar yang efisien. Benarkah demikian?
Dalam upaya membuktikan pernyataan Nissan tersebut, Kompas.com mendapat kesempatan untuk langsung menjajal Magnite untuk pertama kalinya di jalur perkotaan terbatas.
Memang waktu yang diberikan tidak begitu lama, tapi obstacle yang tersedia terbilang cukup untuk melihat keandalan mobil dalam hal menyalip, melewati jalanan sempit dan berliku, jalanan tidak rata, sampai kemudahan parkir.
Sebelum menginjak pedal gas mobil, tentu pengemudi harus mengatur posisi berkendara yang ideal serta nyaman. Nah, untuk mendapatkan posisi egronomis tidak begitu sulit di Magnite.
Hanya saja, stir kemudi belum bisa diatur naik atau turun (telescopic). Kemudian pengaturan jok juga masih manual alias pakai otot, belum elektronik yang tinggal dipencet saja.
Kendati demikian, balutan jok yang pas dan posisi dasbor landai memudahkan pengemudi dalam menjangkau berbagai sudut saat berkendara khususnya depan. Belum lagi, dasbor menghadap pengemudi atau driver oriented.
Lalu sesaat pedal gas diinjak, mobil tampak sedikit mengambil nafas sebelum melaju. Apalagi jika Anda baru saja berhenti di jalan dengan kontur menanjak. Tapi ketika sudah stabil, tak ada kendala berarti.
Performa mesinnya cukup baik mulai dari putaran mesin bawah dan tengah. Apalagi saat putarannya sudah mencapai sekitar 2.200 rpm, ada sedikit hembusan tenaga dari turbo.
Kekedapan suara pun terbilang cukup baik untuk ukuran SUV. Hanya suara ban saja yang beberapa kali terdengar terkhusus ketika pada kecepatan 80-100 kilometer per jam.
Soal suspensi, rasanya mirip-mirip seperti Datsun Go tetapi lebih solid. Memang punggung terasa terhentak kala mobil melewati lubang, tapi masih bisa ditolelir. Adapun kaca spion sendiri, terbilang kecil untuk ukuran SUV.
Oh ya, Nissan menyematkan satu mode berkendara pada model ini yaitu sport mode yang bisa diaktifkan dengan menekan tombol di belakang tuas transmisi.
Saat diaktifkan, respon mesin dan transmisi CVT Magnite terasa lebih agresif serta responsif. Mencapai tenaga puncak pun tampak tidak masalah. Hanya saja, kami tidak bisa mencoba hal itu karena jalanan padat.
Tim juga penasaran untuk membawa Magnite melintas di jalanan menanjak seperti puncak. Sebab, mobil bermesin kecil terkenal bermasalah di jalur tersebut walau sejatinya model ini telah memiliki Hill Start Assist (HSA).
Untuk parkir sendiri, Magnite terbilang cukup mudah karena pengemudi bakal dibantu oleh sensor aktif 360 derajat yang mirroring langsung lewat layar hiburan.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/01/15/152100815/impresi-perdana-jajal-performa-nissan-magnite-di-jalur-perkotaan