JAKARTA, KOMPAS.com - Sasis monokok menjadi salah satu pilihan produsen mobil, dalam membangun struktur kendaraan mereka.
Istilah sasis monokok sendiri diambil dari bahasa Prancis yang berarti monocoque, yang maknanya “kulit keras tunggal” atau rangka tunggal.
Artinya, antara sasis dan bodi kendaraan menyatu, dimana bodi kendaraan juga turut berfungsi sebagai sasis. Pertama kalinya sasis ini diperkenalkan pada tahun 1923 yang digunakan di mobil Lancia Lambda.
Kemdian Citreon dan Chrysler, pada tahun 1934 juga ikut menggunakan konstruksi tipe monokok. Belakangan, model sasis monokok ini memang menjadi trend dan banyak digunakan pada mobil penumpang.
Bicara soal kelebihannya, menurut Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi, sasis ini punya bobot yang ringan. Ini menjadi keuntungan sendiri, ketika pabrikan ingin mengejar efisiensi bahan bakar
Keuntungan lainnya adalah, ruang kabin yang bisa lebih dimaksimalkan, sehingga bisa makin lega.
Selanjutnya sebagai tambahan referensi dari Buntarto dalam bukunya mengenai “Pengenalan Bodi Otomotif”, mobil punya bantingan lebih lembut bila menggunakan bodi monokok, dibanding jenis lainnya.
Sedangkan poin minusnya, bila menyarikan dari tiga sumber tersebut yang pertama yaitu, bila terjadi tabrkan, akan sulit diperbaiki. Kemudian yang kedua, sensitif terhadap getaran yang ditimbulkan jalan.
Lalu terakhir, pabrikan mobil akan sulit melakukan facelift atau perombakan, karena harus mengubah bentuk rangka juga.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/01/13/140100815/mengenal-sasis-monokok-serta-plus-minusnya.