JAKARTA, KOMPAS.com - Memodifikasi sepeda motor terasa kurang jika tidak mengutak-atik jok atau tempat duduk. Namun sebaiknya tidak mengurangi kenyamanan mengedepankan keamanan.
Johannes Lucky, Safety Riding Departement Head PT Astra Honda Motor (AHM), mengatakan, memodifikasi jok akan mengubah ergonomi pengendara dan berpengaruh pada keseimbangan.
Contohnya jika jok terlalu tipis maka posisi berkendara akan berubah di bagian lutut, siku dan pandangan. Begitu pula sebaliknya, jika terlalu tebal membuat posisi pinggul akan lebih naik.
”Perubahan tersebut akan menyebabkan pengendara tidak nyaman, dan mudah lelah saat berkendara, serta dapat berdampak negatif pada kestabilan dan kenyamanan berkendara,” katanya dalam keterangan resmi, Minggu (11/10/2020).
Lucky mengatakan, pengaruh mengganti jok pada keseimbangan dan kestabilan cukup besar. Tidak disarankan memodifikasi jok bagian belakang dibuat lebih tinggi dari jok bagian depan.
"Hal ini menyebabkan tubuh pembonceng melebihi pengendara, dan tentu saja akan berdampak negatif terhadap aerodinamika kendaraan," tulisnya.
Lucky mengatakan, sebenarnya jok dengan spesifikasi standar bawaan pabrik adalah yang paling sesuai untuk harian.
Hal ini karena jok sudah melewati proses standarisasi. Jok standar pabrik sudah melewati proses pengetesan dari beberapa aspek, mulai kenyamanan hingga sisi keselamatan.
"Ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan. Terdapat beberapa poin yang akan berubah saat kita mengganti jok standar dengan model lain atau peranti modifikasi,” kata Lucky.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/10/11/120200915/jangan-asal-ubah-jok-motor-pengaruh-kestabilan-motor