JAKARTA, KOMPAS.com – Berbagai macam aksi kejahatan di jalan yang menimpa pengemudi truk memang kerap terjadi. Mulai dari pemerasan, begal, sampai bajing loncat. Ternyata dari ketiga model kejahatan ini, berbeda-beda aksinya.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Bambang Widjanarko mengatakan, pemerasan, begal, dan bajing loncat bisa dibedakan dari lingkup wilayahnya.
“Kalau pemerasan lingkupnya kecil, seperti di desa atau kelurahan. Tapi kalau begal, mempunyai daerah operasional yang besar, bisa satu provinsi,” ucap Bambang kepada Kompas.com, Senin (5/10/2020).
Kalau pemerasan bisa terjadi di mana saja. Modelnya seperti ada palang, terus ada pos dan truk dimintai uang, tapi tidak tahu ke mana uangnya. Sedangkan begal merupakan kejahatan yang direncanakan, termasuk perampokan.
“Begal bekerja atas dasar pesanan dari tukang tadah. Jadi sebelum beraksi ada skenario, persiapan, dan melibatkan banyak orang. Kalau di truk biasanya begitu model begalnya,” kata Bambang.
Begal terdiri dari informan yang menunggu di rest area, mencari info tentang muatan yang di bawa truk. Ada juga oknum di gudang yang memberi tahu muatan yang di bawa truk dan arahnya ke mana, sehingga dicegat di tengah jalan.
“Cuma begal yang profesional tidak akan membunuh pengemudi truk dan mengambil mobilnya. Jadi sekarang benar-benar mengincar muatannya. Karena kalau membunuh, Polisi akan lebih getol mencari tersangkanya,” kata dia.
Kalau bajing loncat biasanya individual, tidak tergabung dalam organisasi tertentu. Bajing loncat terdiri dari minimal dua orang yang naik motor. Saat mengejar truk, salah satu bajing loncat akan naik ke bak truk dan menjatuhkan muatannya.
“Setelah muatannya jatuh ke jalanan, nanti ada orang lagi yang bagian mengambil,” ucapnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/10/06/094200315/berbagai-macam-kejahatan-yang-kerap-dihadapi-pengmudi-truk