JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap kendaraan bermotor memiliki tingkat kompresi yang berbeda-beda.
Perbedaan inilah yang kemudian menjadi acuan untuk penggunaan jenis bahan bakar minyak (BBM) yang sesuai untuk kendaraan tersebut.
Perhitungan ini berlaku untuk semua jenis kendaraan, baik kendaraan roda dua maupun roda empat.
Semakin tinggi kompresi kendaraan, otomatis bahan bakar yang digunakan juga akan memiliki nilai oktan yang lebih tinggi pula, demikian sebaliknya.
Hanya saja, tidak sedikit pemilik kendaraan yang mengabaikan mengenai kompresi tersebut. Mereka lantas bereksperimen dengan memilih jenis bensin dengan oktan yang lebih tinggi.
Banyak yang percaya bahwa dengan menggunakan jenis bahan bakar yang nilai oktannya lebih tinggi maka bisa membuat pembakaran di ruang mesin juga lebih sempurna.
Dengan alasan itulah, pemilik kendaraan sering berganti-ganti jenis bahan bakar yang digunakan. Lalu, bolehkah menggunakan bahan bakar yang berbeda-beda untuk kendaraan?
Menanggapi hal tersebut, Dealer Technical Support Dept Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi mengatakan, penggunaan bahan bakar kendaraan sebaiknya sesuai dengan kompresinya.
Setiap pabrikan biasanya juga sudah merekomendasikan jenis bahan bakar yang sesuai untuk setiap kendaraan yang diproduksinya.
Didi pun tidak menyarankan kendaraan sering berganti-ganti jenis bahan bakar karena hal itu bisa berdampak buruk pada mesin.
“Ganti-ganti jenis bahan bakar ya bisa saja terjadi penumpukan kerak karbon di ruang bakar dan juga emisinya jadi enggak bagus,” ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (3/9/2020).
Didi menambahkan, dengan memilih jenis bensin yang sesuai maka bukan tidak mungkin bisa menjaga keawetan komponen kendaraan.
Begitu pula sebaliknya, jika penggunaan BBM tidak sesuai dengan kompresi kendaraan, bisa juga berdampak buruk pada komponen kendaraan.
“Lebih baik mengikuti standar yang diperuntukkan mesin mobil itu,” ucapnya.
Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak Suparna mengatakan, ada efek buruk jika kendaraan menggunakan BBM yang tidak sesuai dengan yang direkomendasikan dari pabrikan.
“Menggunakan bensin harus sesuai dengan rekomendasi pabrikan, jangan lebih rendah atau pun lebih tinggi karena akan ada efeknya untuk mesin,” tutur Suparna.
Suparna juga mengatakan, menggunakan bensin dengan oktan yang lebih tinggi akan membuat pembakaran mesin menjadi tidak sempurna.
“Kalau mesin dipaksa pakai oktan yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan pembakaran tidak sempurna,” ucapnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/09/03/162200915/bolehkah-kendaraan-ganti-ganti-jenis-bbm