JAKARTA, KOMPAS.com – Ketika sedang berkendara di jalan sering melihat kelakuan pengendara atau penumpang motor yang melambaikan tangannya saat ingin belok. Perilaku ini disebut sebagai hand communication saat berkendara.
Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting Jusri Pulubuhu mengatakan, hand communication saat berkendara berfungsi untuk mempertegas alat-alat komunikasi, misalnya lampu sein.
“Kalau pengendara tidak yakin dengan komunikasi ke pengguna jalan lain dengan lampu sein karena jalan yang ramai, bisa menambahkan dengan gerakan tangan,” ucap Jusri kepada Kompas.com, Minggu (30/8/2020).
Misalnya mau belok ke kiri, bisa ditambah gerakan tangan ke kiri. Sedangkan ke kanan, bisa dengan memakai kaki kanan, karena tangan kanan jangan terlepas dari gas. Tetapi, kalau ada pembonceng, bisa diwakilkan dengan tangan kanan atau kiri penumpang.
“Tujuan dari lambaian tangan ini juga untuk mengomunikasikan agar kita bisa terlihat oleh pengguna jalan lain. Jadi orang lain harus bisa melihat keberadaan dan intensi kita,” kata Jusri.
Namun, perlu diperhatikan, melakukan hand communication ini juga ada etikanya, tidak boleh semena-mena. Sering terjadi penggunaan hand communication ini tidak pada tempatnya, lampu sein tidak dihidupkan, main asal keluarkan kaki kanan saat ingin manuver.
“Ketika kita ingin menambahkan anggota tubuh kita untuk komunikasi, jangan mendadak, karena bisa mengagetkan orang lain. Penggunaan anggota tubuh sebagai bahasa komunikasi sama dengan penggunaan lampu sein,” kata dia.
Jadi pengendara bisa memberikan hand communication 25 meter sampai 30 meter sebelum manuver. Jangan lupa juga untuk menyalakan lampu sein karena hand communication ini hanya untuk mempertegas komunikasi ke pengguna jalan lain.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/08/31/092200315/pemotor-bisa-gunakan-hand-communication-tetapi-dengan-etika