KLATEN, KOMPAS.com - Fuel dilution (FD) merupakan fenomena bercampurnya bahan bakar dengan oli mesin, yang dapat mengurangi performa sistem pelumasan. Oli akan berubah menjadi encer karena reaksi dari BBM.
Technical Specialist PT Pertamina Lubricants (PTPL) Brahma Putra Mahayana mengatakan fuel dilution merupakan fenomena alamiah dan normal terjadi selama tidak terjadi secara berlebihan.
“Fuel dilution bisa dikatakan normal karena sistem pembakaran di mesin kendaraan tak selalu sempurna, sehingga akan menghasilkan sisa BBM, begitu juga dengan komponen mesin yakni ring piston pasti ada celah di sana,” ucap Brahma kepada Kompas.com, Jumat (10/1/2025).
Baca juga: Fenomena Fuel Dilution pada Kendaraan Bikin Kualitas Oli Menurun
Brahma mengatakan, sisa BBM karena pembakaran tak sempurna itu akan turun dan akhirnya bercampur dengan oli mesin sebagai kontaminan.
“Dampak dari fuel dilution, performa sistem pelumasan menurun sehingga meningkatkan risiko keausan komponen mesin, selain itu bila jumlah BBM yang bercampur sangat banyak bisa terbakar,” ucap Brahma.
Brahma mengatakan, semakin tinggi fuel dilution pada oli mesin maka flash point akan turun, Sehingga, oli menjadi lebih cepat menguap, dampak terburuknya oli akan terbakar.
Baca juga: Ada Dampak Buruk kalau Jarang Isi Bensin Full Tank
“Flash point oli normalnya 230 derajat celcius, bila kena fuel dilution bisa turun sampai 150 derajat celcius, ini tidak boleh terus dibiarkan, oli perlu segera diganti,” ucap Brahma.
Brahma mengatakan, batas maksimal fuel dilution pada oli mesin tak boleh lebih dari 2 persen atau 2.000 ppm. Selebihnya sudah tidak bisa ditoleransi, bisa dikatakan oli sudah rusak parah.
“Konsumen bisa melakukan uji laboratorium terhadap oli bekas kendaraan yang tampak encer atau ada potensi kena fuel dilution saat sudah waktunya diganti, dengan demikian bisa diketahui apakah performa mesin masih baik atau perlu perbaikan,” ucap Brahma.
Baca juga: Cara Cek Volume Oli Mesin Mobil Tanpa Harus ke Bengkel
Brahma mengatakan, bila fuel dilution masih dalam level batas wajar, maka konsumen cukup mengganti oli mesin dengan yang baru, untuk menghindari kerusakan komponen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.