JAKARTA, KOMPAS.com – Satu cara agar terbebas dari ban mobil bocor karena paku di jalanan yaitu mengisinya dengan sealant atau cairan anti-bocor. Namun, sebenarnya upaya ini tidak dianjurkan.
Tire & Rim Consultant dan Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah & DI Yogyakarta Bambang Widjanarko mengatakan, ada beberapa kekurangan dari penggunaan sealant pada ban mobil.
“Ban yang dimasuki tire sealant cenderung tidak dapat diseimbangkan atau balans. Cairan tersebut akan selalu berlari-lari ke segala arah selama ban bergulir,” ucap Bambang kepada Kompas.com belum lama ini.
Dengan demikian, ketika ban diseimbangkan, tidak akan pernah bisa ketemu titik timbangnya. Selain itu, ketika membongkar atau melepas ban dari pelek, akan ditemui cairan pasta yang berhamburan di seluruh lapisan bagian dalam ban dan pelek.
Bambang mengatakan, ada solusi dari kekurangan penggunaan tire sealant, yaitu dengan memasang seal inside tire. Seal inside tire merupakan ban yang dapat menambal dirinya sendiri bila terjadi lubang akibat tertusuk benda tajam saat digunakan.
Bedanya dari tire sealant, bagian dalam telapak ban seal inside dilapisi oleh gel yang bisa menambal lubang. Sehingga, tidak ada cairan yang berlari-lari ke segala arah selama bergulir dan ban bisa dilakukan balancing, seperti ban pada umumnya.
Bambang mengatakan, kalau telapak ban menginjak paku, baik dicabut maupun tidak, gel tersebut akan langsung menutup, melapisi bekas lubangnya. Jadi teknologi ini bisa mengurangi kemungkinan ban kehilangan tekanan secara tiba-tiba saat melindas benda tajam.
“Teknologi ini mengurangi hampir 85 persen kemungkinan terjadinya kecelakaan akibat ban yang kempis secara tiba-tiba,” kata Bambang.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/08/29/092200915/sebaiknya-jangan-isi-ban-mobil-dengan-sealant-anti-bocor