JAKARTA, KOMPAS.com - Platform navigasi Waze mencatat lalu lintas kendaraan bermotor di wilayah Jabodetabek mengalami peningkatan hingga rata-rata 24,3 persen selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Lonjakkan ini terjadi sejalan dengan adanya pelonggaran kegiatan masyarakat (18 Juni-22 Juli), khususnya pada perkantoran dan pekerja informal, di tengah pandemi virus corona alias Covid-19.
"Di Waze, kami menstimulasi pengemudi agar terus mengikuti arahan pemerintah Indonesia, di mana menunjukkan bahwa kita masih dalam tahap transisi PSBB," Country Manager Waze Indonesia, Marlin R. Siahaan, dalam keterangannya, Sabtu (15/8/2020).
Pada periode tersebut, perseroan mencatat adanya peningkatan kilometer per hari yang ditempuh pengguna di setiap kota Indonesia. Terkhusus wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
Secara rinci, kemacetan lalu lintas di Tangerang meningkat 32,7 persen, Bekasi 22,5 persen, Jakarta 21,7 persen, dan Tangerang Selatan 20,1 persen dari sebelumnya (pra-PSBB transisi).
Data Waze menunjukkan peningkatan lalu lintas di kota Tangerang relatif lebih tinggi, yang dapat dikaitkan dengan peningkatan jumlah karyawan yang pulang pergi ke Ibu Kota Jakarta untuk bekerja pasca-pelonggaran kebijakan pembatasan.
Kendati demikian, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menyebut bahwa tingkat kecelakaan kendaraan bermotor selama pandemi mengalami penurunan 48 persen dari tahun lalu.
Data ini diperoleh dari hasil evaluasi operasi patuh 2020 selama 14 hari mulai 23 Juli hingga 5 Agustus 2020.
Menanggapi pandemi di Tanah Air, Waze telah menambahkan lebih dari 130 rumah sakit rujukan pada peta kami untuk mendukung upaya tanggap darurat.
"Pengguna Waze dapat menemukan rumah sakit rujukan terdekat dengan memasukkan kata kunci seperti "COVID", "covid", "coronavirus", "virus korona", dan "rumah sakit corona'' di kolom pencarian, yang dapat memberikan informasi dengan aman kepada para pengguna yang diharuskan untuk mengemudi," kata Marlin.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/08/16/104100515/psbb-transisi-lalu-lintas-di-dki-jakarta-meningkat-24-persen