JAKARTA, KOMPAS.com - Mobil bertransmisi otomatis alias mobil matik memiliki beberapa perilaku yang berbeda dengan konvensional alias manual. Salah satunya adalah terkait dengan tata cara penanganan saat mogok.
Pada mobil matik, terdapat pompa hidrolik yang akan hanya aktif bekerja untuk menyemburkan oli ketika mesin mobil hidup.
Dalam artian, saat mobil dalam keadaan mati atau mogok, komponen seperti transmisi tidak akan dilumasi oleh oli.
“Sehingga, bila roda penggerak mobil matik jalan yang mana transmisinya juga otomatis ikut berputar (karena diderek atau ada dorongan), maka akan mengakibatkan kerusakan,” ujar Service Part Division Head PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Anjar Rosjadi, kepada Kompas.com, Kamis (6/8/2020).
Menurut Anjar, hal ini dikarenakan transmisi bekerja secara paksa, tidak dilumasi terlebih dahulu. Namun, bukan berarti mobil matik benar-benar tidak bisa ditangani saat mogok. Mobil tetap bisa didorong menggunakan beberapa tahapan.
“Tata cara yang benar untuk dorong atau derek mobil matik itu ialah, ban roda penggerak harus terangkat. Towing ke bengkel resmi terdekat,” katanya.
Tetapi, jika memang benar-benar terpaksa, ada tata cara dalam mendorong mobil matik secara manual (tanpa towing).
“Kalau memang jarak dekat atau sekedar memindahkan mobil ke bahu jalan boleh saja menggunakan posisi transmisi N. Untuk kecepatan mobil sendiri (saat didorong maupun diderek), jangan melebihi 30 Km per jam (Kpj). Lalu towing dan segera ke bengkel resmi terdekat,” tutur Anjar.
Sesampainya di bengkel resmi, jangan lupa untuk melaporkan bahwa mobil sudah sempat didorong ataupun diderek. Sehingga, petugas bisa langsung melakukan pengecekan dan pencegahan komponen yang berpotensi rusak seperti planetary gear dan converter torque.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/08/06/174100215/mobil-matik-mogok-jangan-sembarang-dorong