JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak hanya berbeda dalam pengoperasian transmisi, antara mobil matik dan manual juga memiliki perbedaan pada sistem pengereman.
Satu hal yang perlu diingat pengguna mobil matik, status rem yang krusial ketika menyetir. Rem pada mobil matik diandalkan utamanya untuk mengurangi laju kendaraan, sedangkan pada transmisi manual masih bisa melakukan engine brake.
Atas kondisi ini, pemilik mobil matik wajib melakukan pengecekan rutin sistem pengereman. Tingginya intensitas penggunaan rem, membuat umur kampas di mobil matik cenderung lebih cepat habis dibanding mobil bertransmisi manual.
“Mobil matik bertumpu pada sistem pengereman untuk mengurangi laju kendaraan, ini akan lebih berat ketika dihadapkan dalm kondisi stop and go atau kemacetan. Dengan pemakaian ekstra, kampas rem mobil matik memang lebih cepat aus dibandingkan manual,” ujar Service Part Division Head PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Anjar Rosjadi, kepada Kompas.com.
Menurut Anjar, usia kampas rem matik umumnya setengah dari kampas mobil manual, yakni 30.000 sampai 40.000 kilometer. Sedangkan untuk mobil manual sendiri umurnya bisa mencapai 60.000 km lebih.
Bila di odometer sudah menunjukan angka 30.000 lebih, bagi pengguna mobil matik wajib meminta mekanik membuka tromol saat melakukan perawatan berkala.
“Kalau sudah menipis baiknya langsung diganti, rem menjadi komponen vital dalam kendaraan, terutama untuk kendaraan matik,” tutur Anjar.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/08/06/080200915/ingat-rem-berstatus-krusial-pada-mobil-matik-