JAKARTA, KOMPAS.com - Meski libur panjang Idul Adha diprediksi menjadi momen bagi masyarakat untuk mudik ke kampung halaman, namun dari segi jumlah penumpang di sektor bus antarkota antarprovinsi (AKAP) diprediksi tak akan mengalami peningkatan signifikan.
Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta Safruhan Sinungan mengatakan, hingga saat ini masyarakat masih lebih memilih ke luar kota dengan kendaraan pribadi, terutama mobil, dibandingkan menggunakan moda transportasi umum.
"Untuk bus AKAP ini, kalau dilihat dari trennya tetap tidak ramai. Saya prediksi masyarakat justru lebih pilih pakai kendaraan sendiri, baik itu mobilnya sendiri atau menyewa di rental-rental," kata Safruhan kepada Kompas.com, Kamis (30/7/2020).
Safruhan menjelaskan meski saat ini sudah tak ada lagi kewajiban Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) Jakarta, namun tetap ada kecenderungan masyarakat khawatir memilih berpergian dengan transportasi umum termasuk layanan bus AKAP.
Dengan demikian, sebenarnya penghapusan SIKM sendiri tak berdampak banyak untuk mendongkrak minat masyarakat kembali menggunakan saranan transportasi.
Padahal di antara layanan angkutan umum, boleh dibilang bus AKAP yang palig luwes, atau tak banyak syarat seperti di kereta api atau pesawat.
"Sebenarnya sih manusiawi dan logis, karena ada yang khawatir pakai transportasi umum jadi pilih mobil sendiri. Belum lagi dengan menggunakan mobil sendiri, masyarakat lebih bebas berpergiannya, artinya kalau mereka masuk ke zona merah pun tidak akan ribet seperti naik transportasi umum," ucap Safruhan.
"Bila melihat sebenarnya antara saat PSBB ketat dan mulai longgar sekarang ini dari segi penumpang juga tidak banyak alami peningkatan. Alasannya karena masyarakat memang lebih banyak pakai kendaraan pribadi, contoh di Jakarta, motornya itu kan juga saat ini makin banyak," kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/07/30/181100215/libur-panjang-jumlah-penumpang-bus-akap-diprediksi-tetap-landai