JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir semua motor terbaru keluaran pabrikan saat ini sudah menggunakan sistem injeksi dan meninggalkan karburator.
Selain lebih ramah lingkungan dan hemat bahan bakar, penggunaan injeksi ternyata juga menjadi keuntungan tersendiri bagi para mekanik.
Kepala Bengkel Honda Bintang Motor Cinere, Ribut Wahyudi, mengatakan, mendeteksi kerusakan pada motor injeksi lebih mudah dibanding motor karburator.
Sebab, penyetelan pada injeksi sudah diriset dengan mengandalkan komputerisasi. Hal itu berbeda dengan karburator yang penyetelannya masih mengandalkan cara manual dan sangat bergantung dari sang mekanik.
“Karburator setting-nya manual berdasarkan feeling dengan putaran mesin tertentu. Kalau injeksi sudah diriset. Kalau ada kerusakan maka indikatornya akan menyala. Sehingga lebih detail kerusakannya di mana kita bisa langsung tahu,” ujar Ribut saat dihubungi Kompas.com.
Berdasarkan pengalaman Ribut, untuk memperbaiki motor injeksi rata-rata menghabiskan waktu 25-30 menit. Di sisi lain jika tingkat kerusakannya sama, perbaikan kerusakan pada motor karburator bisa memakan waktu 30-45 menit.
“Sistem karburator, kalau feeling saat setting-nya bagus sebenarnya bisa cepat. Tetapi kalau feeling setting si mekaniknya tidak kuat bisa 30-40 menit,” katanya.
Menurutnya, untuk ukuran mekanik yang minim pengalaman, motor dengan sistem injeksi akan bisa dengan cepat teratasi.
“Kalau karburator, ketemu dengan orang yang masih awam bongkar motor, pasti bermasalah,” ucap Ribut.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/07/27/110200515/deteksi-kerusakan-motor-injeksi-lebih-mudah-dibanding-karburator-