JAKARTA, KOMPAS.com – Area tambang memiliki medan jalan yang cukup berat. Tak heran untuk kendaraan operasionalnya saja menggunakan pikap kabin ganda dengan penggerak empat roda (4x4).
Namun selain pikap kabin ganda, tersedia juga bus untuk mengangkut karyawan di area tambang. Bus yang digunakan pun tidak sembarangan, biasanya ada yang menggunakan bus sedang, bahkan bus besar.
Untuk bus dengan ukuran sedang, memiliki keunikan yaitu penggunaan penggerak 4x4. Selain itu kelir yang digunakan berwarna putih polos dan penambahan beberapa aksesoris penunjang kebutuhan komunikasi di area tambang.
Export Manager Karoseri Laksana, Werry Yulianto mengatakan, model bodi bus sedang sama saja dengan yang beredar di jalanan. Perbedaannya ada pada ketinggian dari kendaraannya.
“Bedanya dengan bus medium biasa ada pada ground clearance yang lebih tinggi. Untuk kabinnya kurang lebih sama, hanya lantainya menggunakan aluminum checkered plate agar lebih awet,” ucap Werry kepada Kompas.com belum lama ini.
Sasis yang biasa digunakan untuk bus medium ini yaitu Mitsubishi FE84. Sebelum masuk ke karoseri untuk pembuatan bodi, sistem penggeraknya diubah terlebih dahulu menjadi 4x4 oleh pihak ke tiga.
Karoseri tidak ikut mengganti ban yang digunakan untuk offroad, tetapi biasanya diganti oleh pemesan ketika bus sudah diterima. Jadi kemampuan offroadnya bisa semakin baik ketika mengganti bannya dengan yang khusus tanah.
“Kalau untuk bus besar di area tambang, spesifikasinya sama saja dengan yang standar, penggeraknya pun tidak diubah menjadi 4x4. Begitu juga untuk sasis tronton atau triple axle,” kata Werry.
Ubahan yang ada pada bus besar paling hanya penambahan alat komunikasi berupa rig radio dan rotator pada atap bus. Sedangkan pada bagian kabin, lantainya menggunakan aluminum checkered plate, sama seperti bus sedang.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/07/08/112200115/bus-untuk-tambang-wajib-tangguh-biasa-pakai-sasis-tronton