JAKARTA, KOMPAS.com – Ketika sedang dalam perjalanan jauh, kadang kita melihat ada bus atau truk yang sedang berhenti di tepi jalan atau di dalam rest area. Kendaraan yang menepi ini umum dilakukan oleh kendaraan niaga.
Ketika kendaraan menepi, bukan hanya pengemudi yang beristirahat, melainkan ban yang digunakan juga demikian.
Mengistirahatkan ban berfungsi agar ban tetap bekerja dengan maksimal dan tidak mengalami kerusakan karena overheat.
Secara konstruksi, ban untuk kendaraan niaga memiliki dua jenis, bias dan radial. Ban bias memiliki konstruksi yang kokoh, tetapi lebih cepat panas dan butuh waktu istirahat yang lebih sering.
Sedangkan ban radial, memiliki sifat tidak cepat panas, tetapi tetap harus diistirahatkan. Hanya saja frekuensi istirahat ban radial bisa lebih sedikit dibanding bias.
On Vehicle Test Manager PT Gajah Tunggal Tbk., Zulpata Zainal mengatakan, perbedaan sifat cepat panas pada ban tersebut disebabkan oleh konstruksi dan lapisannya.
“Ban bias akan cepat panas karena lapisan ban yang banyak dan berat. Sedangkan ban radial, lapisan benangnya lebih sedikit dan bobotnya juga lebih ringan,” kata Zulpata saat dihubungi Kompas.com, Rabu (24/6/2020).
Zulpata menjelaskan, ketika diistirahatkan, ban radial lebih cepat dingin dibanding ban bias. Hal ini dikarenakan konstruksi ban radial yang lebih ramping dan ringan. Jadi waktu istirahat bisa lebih singkat dibanding kendaraan yang memakai ban bias.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DI Yogyakarta dan Independent Tyre Analyst, Bambang Widjanarko mentontohkan, memakai ban radial yang lebih dingin membuat frekuensi istirahat lebih sedikit daripada ban bias.
“Misal menggunakan ban bias pada perjalanan dari Jakarta ke Surabaya, biasanya harus istirahat enam sampai tujuh kali. Sedangkan jika pakai ban radial, cukup tiga kali saja dengan muatan dan kondisi jalan yang sama,” kata Bambang kepada Kompas.com.
Perlu diperhatikan penyebab panas pada ban ada tiga, pertama yaitu akibat gesekan dengan permukaan jalan. Kedua, panas dari tromol rem yang menjalar melalui pelek ke ban. Ketiga, akibat defleksi ban karena beban muatan.
“Kalau bebannya lebih berat, lalu melewati jalan yang naik turun atau berkelok-kelok, ban pasti lebih panas, jadi butuh lebih banyak istirahat,” ujar Bambang.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/06/24/161500615/bukan-cuma-sopir-ban-truk-atau-bus-juga-perlu-istirahat