JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberikan usulan agar transportasi umum darat, menggunakan lampu ultraviolet (UV) untuk proses sterilisasi saat beroperasi di periode kenormalan baru atau new normal.
Sinar UV yang dikeluarkan dari lampu tersebut, diklaim ampuh untuk mematikan virus yang menempel di permukaan benda mati pada ruangan kabin bus atau transportasi umum lainnya.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, diharapkan pengusaha atau operator transportasi darat bisa mempertimbangkan penggunaan lampu UV tersebut.
"Lampu ultraviolet ini kami menawarkan karena kami juga melakukan banchmarking dengan beberapa negara lain yang ternyata pengunaan sinar ultraviolet itu bisa mematikan virus," ucap Budi saat dikonfirmasi Kompas.com usai Webinar Kolaborasi Untuk Adaptasi Kebiasaan Baru Sektor Transportasi, Jumat (12/6/2020).
"Dengan demikian kami harapkan semua moda transportasi umum termasuk kapal penyebarangan nantinya bisa secara bertahap akan menggunakan atau memasang lampu sinar ultraviolet," kata dia.
Ketika ditanya seberapa efektif sinar UV bisa membunuh virus, Budi menjelaskan, memang belum ada penelitian yang seksama untuk di Indonesia, namun beberapa negara sudah mulai menerapkan pada transpotasi umum.
Diketahui salah satu negara yang mulai mempopulerkan penggunaan lampu UV untuk membunuh virus corona pada bus adalah China. Sinar UV dipaparkan pada seluruh bagian bus, baik ekterior maupun interior.
Cara tersebut diklaim lebih efesien secara waktu dibandingkan membersihkan bus dengan penyemprotan cairan disinfektan yang membutuhkan waktu lebih lama dan tenaga lebih banyak.
Mengutip dari AFP, dengan menggunakan sinar UV, perusahaan transportasi di Shanghai bisa mendisinfeksi 250 bus dalam satu hari karena prosesnya yang cepat. Selain itu, penggunaan sinar UV juga bisa lebih menjangkau sektor atau bagian pada bus yang sulit terkena cairan disinfektan.
Alasan ini yang mendasari Kemenhub menganjurkan bila sektor transportasi umum dibersihkan menggunakan sinar UV. Namun Budi juga mengakui bila nantinya memang perlu ada dikaji lebih dalam lagi dengan para ahli di Indonesia.
"Jadi di China itu memang transportasi umumnya menggunakan lampu ultraviolet, ini saya mengambil contoh, jadi referensi dan di sana (China) sudah ada penelitiannya. Namun memang untuk penerapan di Indonesia sendiri ini perlu dibahas dan dikaji lebih lanjut dulu," kata Budi.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/06/13/072200615/kemenhub-minta-bus-pakai-ultraviolet-ketimbang-semprot-disinfektan