JAKARTA, KOMPAS.com - Dewasa ini hand sanitizer merupakan salah satu perangkat yang kerap dibawa ke mana pun ketika berpergian guna mencegah penularan virus corona alias Covid-19.
Hal ini dikarenakan hand sanitizer barbasis alkohol, sangat praktis dan dianjurkan bila masyarakat tidak bisa mencuci tangan dengan air mengalir.
Namun, membawa hand sanitizer saat berpergian memiliki bahaya seperti tertinggal di dalam mobil. Pasalnya, menurut Otoritas Kesehatan Singapura (HSA), prilaku itu bisa menyebabkan risiko kebakaran.
Selain itu, sebagai alternatif akan disediakan bus gratis rute Bogor-Jakarta. Penasaran seperti apa, berikut ini 5 berita terpopuler di kanal otomotif pada Selasa 9 Juni 2020:
1. Simpan Hand Sanitizer di Kabin Bisa Bikin Mobil Terbakar, Mitos atau Fakta?
Hand sanitizer barbasis alkohol, sangat praktis dan dianjurkan bila masyarakat tidak bisa mencuci tangan dengan air mengalir.
Namun, membawa hand sanitizer saat berpergian memiliki bahaya seperti tertinggal di dalam mobil. Pasalnya, menurut Otoritas Kesehatan Singapura (HSA), prilaku itu bisa menyebabkan risiko kebakaran.
Pada keterangan tertulisnya dijelaskan bahwa hand sanitizer secara umum memiliki sifat yang mudah terbakar, terlebih jika konsentrasi alkoholnya tinggi yakni di atas 70 persen.
2. Mau Ada Bus Gratis Rute Bogor-Jakarta, Alternatif bagi Penumpang KRL
Melonggarnya aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) membuat beberapa sektor bisnis kembali dibuka. Sejumlah transportasi umum massal dan non-massal pun sudah beroperasi, tetapi dengan pembatasan penumpang.
Tak heran, pada beberapa moda transportasi, terjadi lonjakan penumpang. Seperti penumpang kereta rangkaian listrik ( KRL) yang banyak telantar, contohnya yang terjadi di Stasiun Bogor.
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek ( BPTJ) Polana B Pramesti mengatakan, upaya mengantisipasi lonjakan penumpang terus dilakukan, salah satunya dengan memberikan layanan bus gratis.
3. Jadi Sopir Truk Jangan dari Kenek yang Naik Pangkat
Kecelakaan yang melibatkan truk sering terjadi di jalan raya. Kejadian seperti truk menabrak mobil yang diam biasa disebabkan karena sopir yang kurang bisa mengendalikan kendaraannya.
Kurangnya kompetensi dari sopir truk bisa disebabkan oleh proses orang tersebut bisa membawa kendaraan. Kebanyakan sopir belajar otodidak, berawal dari kernet kemudian jika sudah lancar, naik jadi sopir.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi mengatakan, di Indonesia, sopir truk masih menjadi profesi yang dianggap sebelah mata. Padahal di beberapa negara lain, menjadi sopir truk harus melalui pendidikan terlebih dahulu.
4. Larangan Mudik Selesai, Total 156.774 Kendaraan Dipaksa Putar Balik
Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, resmi menutup Operasi Ketupat 2020 yang diselenggarakan selama adanya larangan mudik Lebaran di tengah pagebluk corona (Covid-19).
Selama 45 hari operasi berlangsung, total kendaraan yang berhasil dihalau atau dipaksa putar balik, mencapai 156.774 kendaraan. Jumlah ini diperoleh dari 56 titik penyekatan, baik pada arus mudik dan ketika arus balik Lebaran 2020.
"Total 156.774 kendaraan, rinciannya arus mudik 78,455 kendaraan bermotor dan saat arus balik 78,319 kendaraan bermotor," ucap Kabag Ops Korlantas Polri Brigjen Pol Benyamin, saat dihubungi Kompas.com, Senin (8/6/2020).
5. Mobil Jarang Dipakai Bisa Lebih Cepat Rusak, Mitos atau Fakta?
Intensitas penggunaan mobil pada setiap orang berbeda-beda. Ada yang nyaman menggunakan setiap hari untuk menunjang aktivitasnya.
Tetapi tidak jarang yang hanya menggunakannya di waktu-waktu tertentu saja atau saat ada keperluan keluarga dan pergi ke luar kota.
Sering atau tidaknya kendaraan roda empat ini digunakan, dipercaya juga berpengaruh pada kondisi mobil itu sendiri. Lalu benarkah anggapan jika mobil jarang digunakan akan lebih cepat rusak?
Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak Suparna mengatakan, sebaiknya mobil tidak terlalu lama terparkir di garasi atau jarang digunakan.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/06/10/060200515/-populer-otomotif-hand-sanitizer-bahaya-disimpan-di-mobil-bus-gratis-rute