JAKARTA, KOMPAS.com - Dewasa ini, berbagai industri dan bisnis nasional tengah merasakan dampak dari pandemi virus corona alias Covid-19. Pada sektor otomotif, penyusutan pasar yang landai mulai terasa.
Terlebih, pada beberapa waktu belakangan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) kerap melemah mencapai di level Rp 16.000, dari sebelumnya sekitar Rp 14.000-an.
Meski demikian, PT Toyota Astra Motor (TAM) selaku agen pemegang merek mobil Toyota di Indonesia menyatakan bahwa belum ingin melakukan revisi harga jual kendaraannya. Paling tidak, hingga bulan ini.
"Beberapa model awalnya memang harus naik di April kemarin, tapi kita coba bicara dengan pabrikan untuk memundurkannya. Pada akhirnya, kita harus melakukan penyesuaian harga di bulan Mei 2020," ucap Direktur Marketing TAM, Anton Jimmi Suwandy, dalam diskusi virtual, Selasa (12/5/2020).
Anton tidak menjelaskan secara detail alasan keputusan tersebut. Tetapi menurut dia, seluruh keputusan perseroan khususnya kenaikkan harga jual produk, melalui pertimbangan permintaan pasar.
"Kita sudah perhatikan supaya jangan sampai membuat demand-nya itu turun secara drastis. Kalau dibilang apakah ada dampaknya (menaikkan harga di tengah pandemi), pasti ada. Tapi saya rasa tidak besar, sebab penerimaan kami masih cukup stabil," ujar dia.
Pada kesempatan sama, Anton kembali menjelaskan beberapa hal yang mempengaruhi keputusan harga jual kendaraan bermotor di Tanah Air.
Pertama, dalam menetapkan harga, perseroan selalu melihat competitiveness dari harga itu sendiri. Tak menampik pula bahwa dalam melakukan hal itu, produsen membandingkan kondisi market dan kompetitornya.
"Kedua, costing. Kita perhatikan juga biaya-biaya, termasuk exchange rate (nilai tukar). Mudah-mudahan pada bulan ini market share kita masih kuat, cuma memang ya tidak bisa dikontrol marketnya yang mengalami penurunan cukup dalam," lanjut Anton.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/05/13/150100515/imbas-pandemi-toyota-tahan-kenaikan-harga-mobil