Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Aturan Main Kencangkan Busi, Ada Rumusnya

JAKARTA, KOMPAS.com - Busi menjadi salah satu komponen penting pada kendaraan bermotor. Fungsinya untuk menghasilkan percikan listrik tak bisa diabaikan dalam proses pembakaran.

Namun demikian, seiring dengan penggunaanya, busi juga memiliki masa pakai. Karena itu, bila sudah ada tanda busi mulai lemah, baiknya jangan dibiarkan, tapi ganti dengan yang baru agar motor tetap bertenaga.

Nah, proses bongkar pasang busi pada umumnya memang bisa dilakukan sendiri di rumah. Namun tetap ada aturan main yang harus diperhatikan, mulai dari memastikan mesin dalam kondisi dingin sampai peralatan yang digunakan.

Technical Support PT NGK Busi Indonesia Diko Octaviano mengatakan, dalam proses pemasangan busi ada sangat penting memperhatikan tingkat kekencangannya, karena bila torsinya tidak tepat dapat berdampak fatal bagi busi.

"Torsi putaran yang dimaksud tidak tepat itu bisa terlalu kencang atau kendur. Contoh apabila terlalu kencang, maka berpotensi membuat ulir menjadi rusak yang membuat nantinya bisa sulit untuk dilepas kembali," ujar Diko dalam keterangan resminya, Senin (27/4/2020).

Tak hanya itu, Diko menjelaskan selain ulir yang rawan rusak, terlalu kencang memasang busi juga bisa membuat center electrode hingga terminal nut beresiko rusak. Hasilnya akan mempengaruhi fungis busi hingga performa mesin.

Sebagai rekomendari tingkat toris kekencanan pemasangan busi menuru Diko ditentukan oleh tiga hal utama, yakni ;

- Tipe busi yang menggunakan gasket atau tanpa gasket
- Ukuran diameter ulir busi
- Tipe kepala silinder mesin yang menggunakan cast iron atau alumunium.

Busi dengan gasket

Untuk tipe busi dengan gasket ukuran diameter 18 mm, maka torsi pengencangannya 35-45 Nm atau rotasi putaran setengah atau dua pertiga putaran, diameter 14 mm torsi pengencangan 25-30 Nm dengan rotasi yang putaran sama.

Sementara ukuran diameter 12 mm torsi pengencangan 15 -20 Nm atau rotasi putaran setengah putaran, diameter ukuran 10 mm torsi pengencangan 10-12 Nm atau setengah putaran, dan diameter ukuran 8 mm torsi pengencangan 8-10 Nm atau sepertiga putaran.

Tanpa Gasket

Untuk tipe busi tanpa gasket, ukuran diameter 18 mm torsi pengencangannya 20-30 Nm atau rotasi putarannya seperenambelas, dan diameter 14 mm torsi pengencangan 15-25 Nm dengan rotasi putaran sama, seperenambelas putaran.

Hal lain yang yang harus diperhatikan saat pemasangan adalah penggunaan kunci businya. Menurut Diko pastikan kunci busi sesuai dengan spesifikasi mesin dan haxagonal busi.

"Ini perlu diperhatikan karena penggunaan ukuran kunci busi yang tidak sesuai dengan spesifikasi mesin dapat mengakibatkan kunci busi tersangkut sehingga dapat menggagalkan proses pemasangan atau pelepasan busi," ucap Diko.

"Jika tidak memungkinkan menggunakan kunci torsi yang sesuai maka metode penggunaan sudut derajat pengencangan sudah mampu mewakili," kata dia.

https://otomotif.kompas.com/read/2020/04/27/190100715/aturan-main-kencangkan-busi-ada-rumusnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke