JAKARTA, KOMPAS.com - Motor tua memiliki tempat tersendiri di hati para pecinta roda dua. Salah satu penyakit yang paling sering dikeluhkan pada motor tua biasanya di bagian pengapian.
Komponen yang berfungsi penting dalam pengapian adalah platina atau Capacitor Discharge Ignition (CDI). Jika komponen tersebut mengalami kerusakan, maka performa mesin akan menurun atau bahkan mengalami mogok.
Motor tua pada umumnya masih menggunakan platina. Sedangkan CDI, banyak diaplikasikan oleh motor-motor baru atau modern.
Ribut Wahyudi, Kepala Bengkel AHASS Bintang Motor Cinere, mengatakan, ada beberapa perbedaan antara keduanya. Salah satunya adalah pengapian CDI lebih stabil dibandingkan dengan platina.
"Untuk platina, harus sering disetel dan dibersihkan. Namun, untuk CDI tidak perlu melakukan kedua hal tersebut," ujar Ribut, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.
Memang dilihat dari cara kerjanya, antara platina dan CDI sangat berbeda. Platina bekerja secara mekanis dengan mengandalkan putaran cam untuk mendorong lengan platina. Sehingga, platina membuka dan menutup berulang-ulang.
Meskipun harganya terjangkau, tapi platina perlu sering diganti. Selain itu, pengapian yang dihasilkan tidak sebagus CDI, tenaga mesin kurang, dan konsumsi bahan bakar lebih boros.
Sedangkan pada CDI, merupakan sistem pengapian elektronik yang bekerja dengan memanfaatkan pengisian (charge) dan pengosongan (discharge) pada muatan kapasitor.
Harga CDI memang cukup mahal, tapi lebih awet dan tidak butuh perawatan. Selain itu, pengapiannya lebih bagus, mesin lebih bertenaga, dan konsumsi bahan bakar lebih irit.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/04/10/162100215/kenali-perbedaan-platina-dan-cdi-jika-pelihara-motor-tua