JAKARTA, KOMPAS.com – Bus merupakan kendaraan yang besar dan sangat berat. Alasan ini, membuat sistem pengereman bus tidak bisa disamakan dengan kendaraan biasa. Ada sistem khusus yang membantu mengurangi kecepatan pada bus, salah satunya rem retarder.
Rem retarder merupakan bagian dari rangkaian sistem pengereman pada bus, di samping rem konvensional atau service brake (rem pedal). Konsepnya mirip seperti exhaust brake atau rem angin, tapi teknologinya berbeda.
Fungsi rem retraider, untuk mengurangi kecepatan bus, sehingga tidak perlu menggunakan service brake ketika berjalan.
Karakter bus yang punya bobot besar, kalau terlalu sering menggunakan service brake, membuat komponen rem cepat panas sehingga pengeremannya menjadi tidak maksimal, bahkan bisa blong. Penggunaan service brake hanya pada saat kendaraan dalam kecepatan rendah dan ingin berhenti.
Prasetyo Adi, Deputy GM Product Division PT Hino Motors Sales Indonesia, mengatakan, cara mengaktifkan rem retarder ini kurang lebih sama dengan exhaust brake, melalui tuas.
“Cara menggunakannya, ada tuas dengan beberapa level kekuatan pengeremannya. Biasanya pengemudi tau kapan harus pakai level paling kuat atau lemah, tergantung kecepatan dari busnya,” ucap Prasetyo kepada Kompas.com, Selasa (7/4/2020).
Rem retarder biasanya dipasang pada gearbox atau gardan. Berbeda dengan exhaust brake yang terletak pada pipa gas buang dari mesin. Rem retarder memiliki dua jenis, elektrik dan hidrolis.
Retarder elektrik menggunakan prinsip induksi elektromagnetik. Memiliki komponen rotor dan stator, ketika retarder diaktifkan, listrik akan dialiri ke stator sehingga tercipta medan magnet yang menahan rotor, gardan, dan roda.
Sedangkan yang hidrolik memanfaatkan gaya sentrifugal. Ketika diaktifkan, oli akan masuk ke bagian chamber fan, sehingga tercipta gaya sentrifugal yang membuat putaran rotor dan melambatkan kendaraan.
Namun rem retarder ini hanya berfungsi ketika bus dalam kecepatan yang cukup tinggi. Jika dilakukan pada kecepatan rendah, fungsi dari rem retarder tidak akan maksimal.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/04/08/110200915/mengenali-sistem-rem-khusus-retarder-pada-bus