Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenali Penyebab Retak Halus pada Ban

JAKARTA, KOMPAS.com - Sering kali pemilik mobil menemui fenomena retak rambut atau retak halus pada ban. Selain tidak sedap dipandang, ban yang retak halus jika dibiarkan bisa terjadi robek lebih lebar yang berpotensi mengancam keselamatan pengendara.

On Vehicle Test PT Gajah Tunggal Tbk, Zulpata Zainal mengatakan, retak pada dinding ban bisa beragam penyebabnya.

“Penyebab ban retak yang paling umum adalah, tekanan angin yang tidak ideal. Pengemudi biasanya tidak begitu memperhatikan hal ini, sehinga ketika mobil sudah dalam kondisi ini tetap di pakai jalan terus,” ujar Zulpata saat dihubungi Kompas.com, Kamis (02/04/2020).

Tidak ideal yang dimaksud adalah terlalu banyak tekanan angin atau kurang dari standar pabrikan, sehingga keretakan akan muncul bila ban luar tidak sanggup lagi menahan beban kendaraan.

“Untuk itu disarankan secara teratur periksa tekanan angin ban, sesuaikan dengan yang sudah direkomendasikan oleh pabrikan kendaraan,” kata Zulpata.

Selain itu, kelebihan muatan secara berlebihan juga bisa menjadi penyebab ban mobil retak. Pasalnya, material yang digunakan untuk membuat ban pasti sudah disesuaikan dengan beban kendaraan.

Jika membawa muatan berlebih, bisa saja membuat kekuatan ban berkurang dan menyebabkan pecah ban karena tidak sanggup menahan beban.

“Penyebab lain terjadi keretakan pada ban bisa juga disebabkan oleh pemakaian cairan kimia yang bukan diperuntukan khusus untuk ban. Misalnya detergen, sifat panas pada detergen bisa merusak lapisan ban mobil hingga menimbulkan retak,” ujar Zulpata.

Oleh sebab itu, Zulpata menyarankan sebaiknya menggunakan cairan yang diperuntukan khusus untuk ban. Jika tidak ada bisa menggunakan sabun mandi dan sikat halus untuk membersihkan kotoran, dengan catatan setelah itu ban harus disiram hingga tidak ada sisa sabun yang menempel.

https://otomotif.kompas.com/read/2020/04/03/100200015/kenali-penyebab-retak-halus-pada-ban

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke