JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak 2011, PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) mulai memasarkan sepeda motor mini, yakni KSR110. Bukan hanya satu varian yang dihadirkan, namun pada 2014, KMI menghadirkan kembali model lain, yakni KSR Pro.
Perbedaan keduanya ada di bagian transmisinya. KSR Pro dibekali dengan kopling manual. Sedangkan KSR110, menggunakan kopling otomatis, seperti motor bebek atau underbone pada umumnya. Desain bak koplingnya tentu juga berbeda.
Namun, sejarah KSR di dunia, sejatinya lebih besar dari ukurannya yang mini.
Di Jepang, KSR sudah ada sejak tahun 1990. Motor mini ini masih menggunakan nama KSR-2 atau sekarang lebih dikenal dengan KSR Old.
KSR-1 merupakan penerus dari KS-2 yang dijual secara domestik, hanya ada di Jepang. Kalau ada motor ini di Indonesia, berarti didatangkan oleh importir umum. Motor ini dibekali mesin 2-tak dengan kapasitas 49 cc. Selanjutnya, hadir KSR-2 dengan kapasitas mesin 79 cc.
Kaki-kaki yang sebelumnya menggunakan ban ring 10 pada KS-2, berubah menjadi ring 12. Selain itu, penggunaan suspensi atau sokbreker upside down dimulai pada model ini. Rem depan dan belakangnya juga sudah menggunakan rem cakram. Produksi KSR-2 dihentikan pada 1999.
Pada 2003, Kawasaki menghidupkan kembali KSR dengan nama KSR110. Spesifikasinya sudah berubah cukup signifikan. Mesinnya sudah 4-tak dengan kapasitas 110 cc. Desain bodinya kurang lebih masih sama seperti pendahulunya.
Di Jepang, model terakhir berhenti di tahun 2008. Selanjutnya, KSR110 mendapat penyegaran dan desain bodinya berubah lebih modern di tahun 2011. Desainnya tidak berubah hingga muncul KSR Pro di 2014 sampai sekarang.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/03/30/103200915/sejarah-kawasaki-ksr-lebih-besar-dari-ukurannya-yang-mini