JAKARTA, KOMPAS.com - Singkat ceritan, redaksi Kompas.com akhirnya mendapat kesempatan meminjam Toyota Prius Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) untuk menjawab tantangan pembaca.
Tak membutuhkan waktu lama, setelah unit didapat, perjalanan menguji berkandara irit dengan rute Jakarta-Yogyakarta-Jakarta pun dimulai via Tol Trans Jawa.
Berdasarkan estimasi, jarak tempuh yang akan redaksi lalui sekitar 600 km, bila dikalikan, artinya sebesar 1.200 km.
Perjalanan diawali dari kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Tepatnya mulai dari pukul 07:00 WIB, tim sudah bergegas meninggalkan Jakarta masuk dari Pintu Tol Halim yang merupakan titik 0 kilometer menuju Cikampek dan seterusnya.
Sebelumnya, pengisian bakar dilakukan dalam kondisi full tank, yakni sebesar 43 liter, sesuai kapasitas maksimal Prius PHEV.
Setelah terisi penuh, tutup pintu ruang bakar langsung disegel rapat sebagai bukti menjawab tantangan pembaca.
Untuk informasi, Prius PHEV generasi kedua yang redaksi bawa berisikan empat orang dewasa. Bicara soal bobot sudah pasti bervariasi, belum lagi ditambah dengan barang bawaan yang mengisi penuh ruang bagasi belakang.
Gaya berkendara cukup normal, namun kondisi baterai pada Prius PHEV terbilang tidak maksimal lantaran hanya menyisahkan kemampuan jelajah sekitar 34 km.
Artinya mobil bisa berjalan sejauh 34 km tanpa menggunakan bensin setetes pun.
Tapi untungnya kondisi lalu lintas relatif lancar, apalagi setelah naik di Tol Layang Jakarta-Cikampek atau Elevated II. Hampir 30 menit perjalanan, daya baterai sudah benar-benar habis, alhasil tenaga pun langsung dialihkan via sistem Hybrid Synergy Drive dengan smooth tanpa ada gejala yang bisa menggangu kenyamanan berkendara atau penumpang.
Seperti diketahui, Toyota Prius PHEV dibekali mesin bensin 1.8 liter yang dipadu dengan motor elektrik dan baterai lithium-ion. Sementara untuk transfer tenaga ke bagian roda, didukung oleh transmisi CVT.
Tiba di rest area Km 57, tim memutuskan untuk singgah sebentar. Momen ini digunakan untuk mengisi perut alias sarapan pagi, sekaligus mengisi daya baterai Prius PHEV menggunakan konektor bawaannya.
Untung tak terlalu sulit mencari colokan, salah satu rumah makan mempersilakan tim melakukan pengisian daya tanpa khawatir bila saluran listriknya drop. Kurang lebih satu jam beristirahat, tim kembali melanjutkan perjalanan.
Tantangan
Posisi baterai saat itu sudah terisi kurang lebih 16 km, sementara untuk bahan bakar, berdasarkan pantauan di MID belum turun sedikit pun.
Tak jauh setelah memasuki gerbang Tol Cikampek 2 menuju Cipali, Kondisi baterai langsung berangsur-angsur menurun.
Apalagi ditambah dengan kondisi lalu lintas yang macet parah akibat adanya evakuasi kecelakaan. Alhasil, mesin konvensional langsung kembali berkerja menggunakan suplai bahan bakar.
Ini menjadi titik awal redaksi menerapkan strategi berkendara irit bahan bakar. Namun semuanya dilakukan secara normal, dalam arti tak sampai mematikan pendingin udara (AC) atau berkendara terlalu berlahan, rata-rata kecepatan dibatasi mulai dari 80 - 100 kpj, sesuai aturan di jalan tol.
Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri di mana pengendara harus benar-benar persisi untuk mengijak pedal gas agar momentum tetap terjaga.
Beruntung, Prius PHEV dilengkapi dengan fitur Adaptive Cruise Control yang ampuh digunakan sepanjang perjalanan, terutama pada kondisi jalan datar yang panjang.
Ujian bagi redaksi tak hanya kemacetan saja, ketika memasuki Jembatan Kalikuto yang terletak ruas Tol Batang-Semarang, hujan deras langsung menemani sepanjang perjalanan.
Otomatis laju kendaraan pun sedikit terasa berat karena banyak permukaan jalan yang tergenang air, belum jarak pandang juga menurun drastis yang membuat kecepatan harus dikurangi.
Usai melewati Gerbang Tol Kalikangkung, kondisi jalan langsung dihiasi oleh lintasan menanjak dan menurun. Kondisi bahan bakar sudah bergeser satu bar, dan terus terkuras. Lantaran itu akhirnya tim memutuskan untuk singgah di rest area km 429 di Ungaran, Semaramg.
Seperti tahap awal, waktu kosong kami manfaatkan untuk berisirahat sejenak sambil mengisi ulang baterai Prius PHEV, kurang lebih selama 2 jam. Tepat pukul, 17.30 WIB akhirnya kami memutuskan untuk berangkat kembali hingga kota Gudeg.
Dengan kondisi baterai yang sudah terisi hingga 34,6 km, redaksi optimistis bisa menuju tujuan, tentunya lagi-lagi akan dilalui dengan kombinasi menggunakan bahan bakar lagi.
Benar saja, tak sampai 40 menit perjalan, energi sudah kembali diambil alih mesin konvensional hingga kami keluar di Gerbang Tol Boyolali dan menuju Yogyakarta melalui jalan arteri.
Tepat pukul 20.25 WIB, redaksi pun akhirnya sukses menyelesaikan perjalanan etape awal di Kota Gudeg.
Sebagai update, akibat banyak rintangan yang harus dilalui, membuat kinerja mesin bensin harus ekstra, hal ini pun berimbas pada penggunaan bahan bakar yang lumayan terkuras.
Posisi bahan bakar saat itu sudah hampir menyentuh garis tengah, sementara untuk perkiraan sisa jarak di MID tinggal 480 km dan posisi daya baterai benar-benar kosong. Otomatis hal ini akan menjadi tantangan bagi redaksi saat perjalanan pulang.
Dengan sisa bensin yang hanya mampu berjalan 480 km, akan sedikit berat, apalagi bila berdasarkan hitungan yang ada, total jarak Yogyakarta hingga kembali ke Jakarta sekitar 600 km.
Penasaran dengan perjalanannya, tunggu kelanjutan cerita di etape kedua Kompas.com Otomotif Challengge (KOC).
https://otomotif.kompas.com/read/2020/03/17/162100415/tantangan-jakarta-yogyakarta-pp-pakai-toyota-prius-phev-hanya-sekali-isi