JAKARTA, KOMPAS.com – Membeli kendaraan bekas kena banjir dipercaya bisa menguntungkan pembeli, karena mobil ditawarkan dengan harga yang lebih murah dari seharusnya. Namun, di balik itu semua menyimpan risiko tinggi dan bisa merugikan konsumen.
Senior Manager Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua Herjanto Kosasih, mengatakan kerusakan yang dialami mobil bekas banjir cenderung tidak terlihat. Hal ini yang membuat mobil bekas banjir dianggap tidak bisa kembali normal 100 persen.
“Mobil yang sudah pernah terendam banjir, pasti tidak bisa kembali seperti sedia kala. Ada saja nanti yang tidak normal fungsinya, itu kelihatan ketika sudah tiga bulan pemakaian dan seterusnya,” ujarnya kepada Kompas.com Kamis (6/2/2020).
Masalah yang timbul akibat mobil kena bajir beragam. Mulai dari mogok, kelistrikan bermasalah, aki tekor, dan lain sebagainya.
Sebab mobil bekas banjir, tak hanya mengalami kerusakan pada interior atau eksterior saja. Tapi bagian mesin dan elektrikal mobil akan turut bermasalah.
“Sehingga dalam perbaikan kembali (setelah dibeli), akan lebih sering masuk bengkel mobil yang bekas banjir,” kata Herjanto.
Ia mengingatkan, untuk tidak tegiur mobil bekas banjir yang ditawarkan di bawah harga pasaran. Sebab potensi kerusakan di masa depan, bisa membuat konsumen rugi hingga puluhan juta rupiah untuk perbaikan yang tak kunjung selesai.
“Untuk mobil-mobil modern yang sudah menganut sistem komputer itu kan biaya perbaikannya cukup mahal, belum lagi kalau ECU rusak itu kan puluhan juta sendiri,” ucapnya.
Meski begitu, tetap saja ada pedagang mobil bekas atau konsumen yang ingin atau mencari mobil bekas terendam banjir. Pada intinya, siap menanggung risiko di masa mendatang.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/02/07/065200315/efek-buruk-beli-mobil-bekas-banjir-bisa-rugi-puluhan-juta-rupiah