KOMPAS.com Beberapa waktu lalu, kondisi udara di Jakarta menjadi sorotan dunia. Tampak kepulan asap menyerupai kabut menyelimuti gedung-gedung tinggi. Langit pun menjadi terlihat suram dengan warna putih pucatnya.
Ternyata, kepulan asap itu merupakan polusi udara yang sebagian besar dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Hasilnya, Jakarta sempat menduduki posisi pertama sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada Senin (29/7/2019) lalu.
Menurut data Dinas Lingkungan Hidup (LH) dikutip dari Kompas.com, Sabtu (14/7/2019), setidaknya terdapat lebih kurang 20 juta kendaraan bermotor di Jakarta.
Jumlah tersebut disinyalir berkontribusi hingga 75 persen terhadap pencemaran udara di kota dengan total penduduk mencapai 10,5 juta jiwa itu.
Bila tidak diatasi secara serius, bukan tidak mungkin polusi udara di Ibu Kota terus memburuk. Akibatnya, kualitas kesehatan penduduk Jakarta dan sekitarnya akan terdampak langsung.
Adapun beberapa penyakit pernapasan seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), asma (gangguan saluran pernapasan), pneumonia atau paru-paru basah, kanker, atau stroke bisa saja menghantui mereka.
Kendaraan ramah lingkungan
Memang, kendaraan bermotor bagi sebagian orang sudah menjadi kebutuhan primer. Kehadirannya dianggap penting untuk mendukung mobilitas harian.
Hal itu pula yang menjadi perhatian khusus pelaku industri otomotif. Mereka terus gencar melakukan inovasi guna menciptakan kendaraan yang ramah lingkungan dan bersih energi, seperti yang telah dilakukan Hyundai Motor Company.
Asal tahu saja, baru-baru ini Hyundai Motor Company telah meluncurkan visi inovatifnya di ajang Consumer Technology Association (CES) 2020 dengan tiga solusi mobilitas, yakni Urban Air Mobility (UAM), Purpose Built Vehicle (PBV), dan Hub sebagai tempat untuk perpindahan mobilitas.
Dalam mewujudkan visi tersebut, Hyundai pun memperkenalkan produk terbarunya, yakni Hyundai IONIQ Electric untuk mendukung kendaraan yang ramah lingkungan di Indonesia.
Perlu diketahui, produk ini merupakan generasi terbaru mobil ramah lingkungan yang tenaganya berbasis 100 persen listrik.
Untuk mendukung mobilitas harian, mobil itu dibekali baterai 38,3 kilo watt per jam (kWh) dan dilengkapi dengan pengisian daya cepat sebesar 50 kilo watt (kW). Dengan kapasitas tersebut, baterai akan terisi sebanyak 80 persen hanya dalam waktu 57 menit.
Ketika baterai terisi penuh, Hyundai IONIQ Electric dapat menempuh jarak hingga 373 kilometer (km).
Pada peluncuran itu, Hyundai menggandeng Grab untuk membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Sebanyak 20 Hyundai IONIQ Electric akan beroperasi mulai awal 2020 di wilayah layanan Grab di Jabodetabek pada tahap awal kemitraan.
President Director of Hyundai Motors Indonesia, Sung Jong Ha menunjukkan antusiasmenya atas pencapaian itu. Ia juga mengucapkan selamat kepada Grab atas peresmian operasi GrabCar Elektrik.
"Kami ingin menawarkan pengalaman mobilitas pintar yang memenuhi kebutuhan pelanggan kami dengan memanfaatkan teknologi canggih seperti IONIQ Electric. Kami berharap pelanggan Grab di Indonesia dapat menikmati kenyamanan mengendarai mobil elektrik yang ramah lingkungan," jelasnya melalui rilis resmi, Selasa (28/1/2020).
Mendukung perekonomian nasional
Dengan visinya dalam mendukung produksi kendaraan ramah lingkungan di Indonesia, Hyundai juga menyatakan kesanggupannya memperkuat sektor otomotif Indonesia. Hal tersebut dinyatakan langsung di hadapan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Oleh karena itu, Hyundai membangun pabrik pertamanya di Indonesia untuk memproduksi kendaraan listrik. Pembangunan pabrik ini diperkirakan mampu mendongkrak perekonomian nasional dengan adanya 23.000 lapangan pekerjaan baru, serta pusat penelitian dan pengembangan di dalamnya.
"Momen tersebut juga menjadi sebuah pencapaian besar bagi kami yang menunjukkan dukungan kami telah sejalan dengan visi pemerintah Indonesia terkait dengan mobilitas masa depan," ujar Sung Jong Ha.
Tak hanya itu, Hyundai pun mengumumkan strategi bisnisnya dengan istilah Strategy 2025 dengan menggunakan model bisnis Smart Mobility Device dan Smart Mobility Service sebagai dua pilar bisnis inti.
Sebagai informasi, Smart Mobility Device akan berfokus pada pemberian konten dan layanan yang dipersonalisasi pada perangkat. Sedangkan Smart Mobility Service digunakan sebagai dasar pengembangan layanan bisnis.
Harapannya, sinergi antar-kedua pilar ini dapat membantu Hyundai menjadi Smart Mobility Solution Provider atau Penyedia Solusi Mobilitas Cerdas bagi Indonesia. Salah satunya tentu dengan menghadirkan solusi ampuh untuk mengurangi polusi udara akibat kendaraan bermotor.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/01/29/170200415/mobil-listrik-solusi-ampuh-kurangi-polusi-akibat-kendaraan-bermotor