JAKARTA, KOMPAS.com – Konvoi kendaraan biasa dilakukan ketika sedang dalam acara turing bersama komunitas atau berpergian jauh bersama teman dan keluarga. Konvoi mobil yang dilakukan seharusnya tetap mengikuti aturan dan tidak mengganggu lalu lintas.
Masih terdapat konvoi yang salah kaprah seperti ingin diutamakan di jalan. Lalu banyak yang menggunakan lampu hazard sebagai penanda rombongan konvoi.
Lebih parahnya, ada yang melanggar peraturan lalu lintas seperti menerobos lampu merah dan batas kecepatan.
Sony Susmana, Training Director dari Safety Driving Consultant Indonesia (SDCI) menyatakan ada beberapa adab dan cara konvoi mobil yang baik dan tidak mengganggu lalu lintas.
Pertama adalah dengan membagi-bagi rombongan menjadi kelompok berisi 5-7 mobil. Cara ini dilakukan agar rombongan tidak terlalu panjang dan mengular. Hal ini bisa mengganggu jalannya lalu lintas.
“Tipe konvoi yang paling baik untuk digunakan adalah tipe cluster, dalam satu rangkaian berisi 5-7 mobil,” kata Sony kepada Kompas.com belum lama ini.
Cara yang kedua yaitu konvoi mobil tidak boleh munggunakan lampu hazard. Ganti cara untuk menandakan rombongan konvoi dengan menggunakan stiker penanda atau nyalakan lampu utama.
“Sistem komunikasi antar rangkaian harus jelas aturannya, tidak boleh melanggar. Tidak boleh nyalakan lampu hazard, bisa diganti dengan stiker penanda rombongan konvoi,” ucap Sony.
Cara selanjutnya yaitu cara berkendara juga harus diperhatikan. Kecepatan dari konvoi itu sendiri tidak boleh lebih dari 60 kpj. Selain itu berlakukan jarak aman dengan kendaraan di depan dan gunakan pola zig-zag ketika konvoi.
“Kecepatan maksimal 60 kpj, berlakukan jarak aman dan pola zig-zagnya diatur agar unsur keselamatannya terpenuhi. Pola zig-zag yaitu dalam satu rangkaian, masing-masing kendaraan tidak segaris,” ujar Sony.
Ketika berkendara dalam konvoi, rangkaian harus selalu berada di lajur kiri dan melakukan pola zig-zag yang membahayakan dan tidak mengganggu pengemudi lainnya. Rangkaian konvoi juga harus mematuhi aturan lalu lintas, tidak perlu mendapatkan prioritas.
“Rangkaian selalu berjalan/ berada di lajur kiri dan tidak melakukan zig-zag yang membahayakan. Tetap patuhi aturan lalu lintas, tidak perlu dikawal voorijder dan dijadikan prioritas utama,” ujar Sony.
Cara yang terakhir yaitu atur jadwal konvoi agar tidak melewati jam-jam sibuk yang mengganggu pengguna jalan lain. Jika ada mobil lain yang masuk rangkaian konvoi, biarkan saja, jangan dijadikan konflik.
“Atur jadwal dan arah konvoi yang tidak macet agar tidak menyusahkan yang lain. Jika ada mobil di luar rombongan yang masuk konvoi, tidak perlu dijadikan masalah. Yang paling penting hindari mengemudi agresif/berkecepatan tinggi,” tambah Sony.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/01/20/081000515/adab-konvoi-mobil-jangan-pakai-voorijder-dan-korbankan-pengendara-lain