Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perbedaan Jak Lingko dengan Angkot Biasa, dari Ngetem sampai Ongkos

JAKARTA, KOMPAS.com – Angkutan perkotaan atau angkot merupakan sarana transportasi umum yang sudah ada sejak dulu. Angkot kadang memiliki stereotip seperti lama, suka ngetem, cara mengemudinya ugal-ugalan, dan tidak bersih.

Pada saat ini di Jakarta sudah ada sarana baru yang bentuknya seperti angkot hanya saja memiliki beberapa perbedaan. Angkutan tersebut dinamakan Mikrotrans Jak Lingko. Apa saja perbedaan dengan angkot pada umumnya?

1. Tidak Ngetem

Seperti kebanyakan angkot, ngetem adalah hal yang biasa dilakukan. Namun pada Mikrotrans, pramudi dilarang untuk ngetem dan menunggu penumpang.

“Mikrotrans kalau di terminalnya tidak harus nunggu penuh mobilnya. Tapi diberi jarak 5-7 menit ada giliran untuk jalan. Hal ini dilakukan agar nanti di jalan, mikrotransnya tidak numpuk, jadi penumpang tidak khawatir ketinggalan mikrotrans, karena ada lagi dengan jarak 5-7 menit,” kata pramudi bernama Baktiar kepada Kompas.com Kamis (9/1/2020).

2. Tidak berhenti di sembarang tempat

Angkot pada umumnya menaikkan penumpang di mana dia berdiri dan menurunkan penumpang di mana dia mau. Hal tersebut tentunya berbahaya karena kadang supir angkot tidak mengecek spion/blindspot ketika bermanuver. Hal itu bisa menyebabkan kecelakaan.

Mikrotrans Jak Lingko harus mengikuti aturan yaitu dengan menaikkan dan menurunkan penumpang hanya di halte/bus stop.

Walaupun di halte tersebut tidak ada orang, pramudi Mikrotrans harus menepi untuk memastikan ada penumpang yang ingin naik.

“Pramudi Mikrotrans sudah diberi standar operasional untuk berhenti di setiap halte. Jika tidak berhenti dan ketahuan oleh pengawas, bisa dikenakan denda,” ucap Baktiar.

3. Tidak ugal-ugalan

Selain sering ngetem dan membuat macet, angkot yang sudah penuh penumpang kadang menyetirnya dengan cepat dan tidak taat dengan aturan. Berbeda dengan Mikrotrans, pramudi memiliki batas kecepatan yaitu maksimal 40 km/jam.

“Mikrotrans juga memiliki batas kecepatan, tidak boleh lebih dari 40 km/jam. Karena kalau lebih dari itu, penumpang merasa kalau pramudi mengemudi dengan ugal-ugalan. Kalau begitu sama saja dengan angkot biasa,” jawab Baktiar.

4. Ongkos

Berbeda dengan angkot biasa, penumpang Jak Lingko tidak membayar dengan uang tunai, melainkan dengan kartu khusus.

Sampai saat ini tarif Jak Lingko masih Rp 0, atau gratis. Hanya saja penumpang tetap harus membawa kartu Jak Lingko bila ingin memanfaatkan moda transportasi ini.

https://otomotif.kompas.com/read/2020/01/12/170100315/perbedaan-jak-lingko-dengan-angkot-biasa-dari-ngetem-sampai-ongkos

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke