JAKARTA, KOMPAS.com – Gejala aquaplaning atau hilangnya traksi roda karena air biasanya terjadi hanya sebentar. Namun kejadian itu sudah cukup membuat mobil bergeser keluar jalur, dan bisa berakibat fatal.
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana, mengatakan bahwa langkah pertama yang bisa dilakukan pengemudi saat mobil mengalami aquaplaning adalah dengan tidak panik dan tetap tenang.
“Saat aquaplaning terjadi lepas pedal gas, rem, dan kopling. Jangan dilawan tapi diikuti saja, sambil tahan posisi setir. Ketika dapat traksi koreksi sedikit demi sedikit,” ujarnya kepada Kompas.com (6/1/2020).
“Paling penting jangan langsung injak rem atau deselerasi mendadak, karena kalau salah satu susu ban selip bisa mengakibatkan mobil melintir,” kata Sony.
Menurutnya, langkah paling aman untuk menghindari gejala aquaplaning adalah menurunkan kecepatan sebelum melewati genangan air.
“Kalau sudah terlihat ada genangan air, langsung lepas gas dan rem agar kecepatan berkurang. Kalau sudah di atas air malah jangan direm, karena roda bisa kehilangan traksi, kecuali sudah pakai rem ABS,” ucapnya.
Sony juga menambahkan, gejala aquaplaning marak terjadi pada mobil yang bannya sudah mulai aus. Untuk itu ia menyarankan untuk selalu memantau kembangan ban dan tekanan angin sesuai rekomendasi pabrikan.
“Cek alur ban dan tekanan angin, karena tekanan angin yang kurang akan membuat tapak ban bagian tengah tidak menapak sempurna, jadi air lebih banyak di daerah itu. Pastikan alur ban masih cukup untuk jalur air saat melewati genangan,” katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/01/06/162400715/mobil-kena-aquaplaning-jangan-dilawan-dan-ikuti-arahnya