JAKARTA, KOMPAS.com - Seiring perkembangan teknologi, tak sedikit mobil berkapasitas mesin kecil yang beredar di Indonesia mulai mengadopsi turbocharger pada mesin. Salah satu tujuannya, agar memiliki performa dan akselerasi.
Bahkan, bagi penggila performa dan kecepatan, masih mempercayakan aplikasi turbocharger sebagai opsi paling ampuh untuk meningkatkan tenaga mesin mobil pada putaran menengah
hingga atas.
Perlu diketahui juga bahwa komponen turbo bisa saja tidak bekerja maksimal. Penyebab umumnya, yakni kebocoran, benturan pada blade turbine wheel atau compressor wheel dan loss
power.
Gandi, Technical Specialist & Advisor Workshop Sirimas Turbocharger Specialist mengatakan, ada dua hal paling dasar untuk mendeteksi turbo tidak berfungsi, yaitu kebocoran oli dan loss power.
"Langkah pengecekan bisa dapat dilakukan dengan cek dan copot selang udara dari filter untuk mendapatkan akses ke housing compressor turbo. Sebaiknya komponen ini dalam keadaan kering tanpa basah," kata Gandi di Jakarta belum lama ini.
Gandi melanjutkan, setelah itu langsung putar kipas compressor, putaran yang dihasilkan harus lancar dan tidak ada gesekan atau benturan.
Setelah itu periksa radial play (gerakan ke arah kiri dan kanan) compressor wheel yang berhubungan dengan turbine wheel harus dalam keadaan standar, tidak oblak dan compressor wheel tidak boleh ada kontak sama sekali dengan housing compressor turbo.
"Masalah turbo biasanya disebabkan kemasukan atau menelan benda asing seperti debu, pasir serpihan batu yang masuk ke dalam housing filter udara," ucap dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/12/05/173909215/cara-deteksi-kerusakan-turbo-pada-mesin-mobil