JAKARTA, KOMPAS.com - PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) sebagai distributor Mazda di Tanah Air, resmi merilis Mazda2 facelift di Jakarta, Sabtu (23/11/2019).
Mobil yang bermain di kelas hatchback ini hadir dengan sedikit penyegaran guna memanjakan calon konsumennya.
Paling menarik untuk dicermati adalah dari sisi harga. Pasalnya, Mazda kini memasarkan hatchbacknya tersebut lebih murah dari versi sebelumnya, yakni Rp 285,3 juta untuk tipe R dan Rp 302,8 juta untuk tipe GT.
Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, banderol Mazda2 Tipe R sudah diangka Rp 290,6 juta, sementara model tertinginya mencapai Rp 328,6 juta. Bahkan harga tersebut paling mahal dibandingkan kompetitornya di kelas hatchback Jepang.
Direktur Penjualan dan Pemasaran PT EMI Ricky Thio menjelaskan bila penyusutan harga dikarenakan adanya sejumlah fitur yang dihilangkan.
"Penurunannya sekitar Rp 20 juta, bukan karena downgrade tapi lebih ke penyesuaian dari kebutuhan konsumen, karena di tiap segmen itu kan beda-beda kebutuhannya," ucap Ricky kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (23/11/2019) lalu.
Beberapa fitur yang dipangkas diambil dari teknologi i-activsense. Salah satunya seperti smart city brake support (SCBS) yang membuat Mazda2 bisa melakukan penegereman sendiri melalui near-infrared laser sensor pada kaca depan.
Menurut Head of Departement PR and Media Communication EMI Fedy Dwi Parileksono, dicopotnya fitur tersebut didasari beberapa pertimbangan. Namun paling utama dikarenakan keberadaanya jarang digunakan dan dirasa belum terlalu perlu untuk pasar Indonesia.
Selain itu, dengan adanya penurunan harga, tentu juga akan membuat posisi harga Mazda2 lebih kompetitif dengan para kompetitornya, seperti Honda Jazz atau Toyota Yaris.
"Kita lihat karena fitur tersebut tidak terlalu dibutuhkan, jadi kita lepas. Sebenarnya paling banyak pengurangannya itu di tipe R, kalau diperhatikan AC digital juga sudah dilepas, kita gantikan ke model manual," kata Fedy.
Pasar Hatchback
Ketika ditanya soal proyeksi pasar hatchback di Indonesia, Presiden Direktur PT EMI Roy Arman Arfandy, mengatakan potensi masih sangat bagus dan yakni akan berkembang di tahun mendatang.
"Kami hadirkan Mazda2 facelift ini lebih karena adanya permintaan, artinya secara demand masih ada. Kalau secara pasar nasional, kita harus menunggu proyeksi dari Gaikindo dulu untuk tahun depan, tapi kami optimis hatchback masih tetap menjadi pilihan di Indonesia," ujar Roy kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (23/11/2019).
Meski tak menyebutkan angka penjualan dari Mazda2, namun Roy mengaku permintaannya masih cukup tinggi di Indonesia, terutama di beberapa kota-kota besar. Sementara ketika ditanya soal kompetisi, dia pun tak menaggapi terlalu banyak.
Bahkan saat ditanya soal para rivalnya yang belum bersolek hingga saat ini, Roy hanya memastikan bila masing-masing pemegang merek memiliki strategi masing-masing untuk memasarkan produknya.
"Untuk kami Mazda2 facelift ini jadi jawaban untuk konsemen yang sudah menunggu, kalau kompetitor belum ada yang meluncurkan faceliftnya saya tak bisa komentar apa-apa. Tapi untuk kami adanya penyegaran membuat peluang peningkatan pasar," kata Roy.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/11/25/122200515/pangkas-fitur-banderol-mazda2-facelift-lebih-murah-rp-20-juta