JAKARTA, KOMPAS.com - Jelang akhir tahun, penjualan di segmen mobil bekas ternyata belum berjalan mulus. Pergerakannnya diklaim beberapa pedagang sangat lambat, bahkan cenderung stagnan.
Manager Senior Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua Herjanto Kosasih, menjelaskan hal ini lantaran kondisi makro ekonomi yang belum sepenuhnya pulih usai melewati musim politik beberapa waktu lalu.
"Kalau dibandingkan dengan waktu yang sama di tahun lalu beda sekali. Sekarang ada penjualannya, tapi lambat, padahal secara momen sudah mulai akhir tahun. Prediksi karena pasarnya yang masih lemah jadi daya beli juga turun," ucap Herjanto saat dihubungi Kompas.com, Kamis (7/11/2019).
Lebih lanjut, Herjanto mejelaskan pada 2019 ini memang penjualan mobil bekas tidak begitu baik. Bukan hanya di tempatnya, saja, beberapa pemain lain juga mengatakan hal yang sama.
Satu-satunya yang merangsang penjualan mobil seken sempat naik di tahun ini, menurut Herjanto justru karena adanya regulasi ganjil genap yang diterapkan Pemprov DKI Jakarta beberapa waktu lalu.
"Kala mau jujur terbantu dengan ganjil genap (perluasan). Waktu itu sempat meningkat, terutama untuk mobil yang banderolnya Rp 150 jutaan ya, seperti LCGC itu sudah pasti, lalu city car dan hatchback lawas juga," kata Herjanto.
Beberapa mobil bekas Rp 150 jutaan yang naik daun waktu perluasan ganjil genap kemarin diantaranya seperti Agya-Ayla, Calya-Sigra, Sirion, serta Honda Jazz lansiran 2010 yang diklaim Herjanto banderolnya saat ini berkisar Rp 145 sampai Rp 150 jutaan.
Sementara untuk MPV murah sendiri, pasarnya dianggap cenderung biasa. Hanya saja memang beberapa model yang dianggap fresh masih tetap menjadi incaran, salah satunya seperti Mitsubishi Xpander.
Tak hanya Herjanto, turunya gairah pasar mobil bekas dan imbas positif perluasan ganjil genap juga dirasakan oleh Teddy yang memiliki showroom di Kemayoran. Menurut dia, kondisi pasar mobil bekas sampai saat ini memang masih cukup lesu.
"Kalau sekarag lesu, kemarin ganjil genap diperbanyak wilayahnya sempat naik. Tapi tidak bisa dibilang signifikan juga, karena yang beli juga pasti yang punya uang lebih agar dapat mobil satu ganjil datu genap," ucap Teddy.
"Biasanya mulai naik sejak November, jadi kita lihat saja nanti akhir bulan dan awal Desember seperti apa. Kalau dari segmen rasanya sampai sekarang MPV sejuta umat itu masih tetap dominasi ya, tergantung modal konsumen saja," ucap dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/11/08/070200815/jelang-akhir-tahun-pasar-mobil-bekas-juga-lesu